Baghdad (ANTARA News) - Penjara militer AS di Abu Ghraib, pusat penyiksaan semasa pemerintah Saddam Hussein, dan menjadi simbol memalukan bagi pendudukan AS atas Irak, akan ditutup dalam beberapa bulan mendatang, kata militer, Kamis. Para tahanan yang berjumlah 4.500 orang, yang ditahan atas tuduhan terlibat dalam kegiatan pemberontakan, akan dipindahkan ke sebuah fasilitas baru dekat pangkalan militer bandara Baghdad dan kamp-kamp lain, kata seorang jurubicara. Sel-sel baru di kamp Cropper, sekarang menjadi kompleks ekslusif bagi Saddam dan 100 atau para tahanan yang mendapat penjagaan ketat, akan memberikan kondisi lebih baik, kata para pejabat AS. Seluruhnya ada 14.589 orang yang ditahan di empat lokasi AS di Irak, lebih dari separoh dari mereka di Kamp Bucca di gurun selatan. "Kami akan memindahkan operasi dari Abu Ghraib ke Kamp Cropper yang baru apabila pembangunan di sana rampung," kata Letkol Keir Kevin Curry kepada Reuters. "Tidak ditetapkan tanggal pasti, tapi rencana itu akan dilaksanakan dalam dua sampai tiga bulan." Gedung-gedung di Abu Ghraib, yang termasuk-gedung aslinya tahun 1960-an, yang dibangun Inggris dan kamp sekitarnya, yang dibangun dibawah kontrol AS , akan diserahkan kepada pemerintah Irak, yang sudah mengoperasikan sebagian dari lokasi itu sebagai sebuah penjara. Sekitar 4.000 orang diperkirakan telah dieksekusi di penjara itu tahun 1984. Tetapi foto-foto yang disiarkan tahun 2004 tentang penyiksaan yang dilakukan tentara AS terhadap para tahanan, diantaranya menelanjangi tahanan atau mengancam dengan anjing, membuat jelek citra penjara itu di kalangan internasional dan pendudukan AS atas Irak. Sebagian besar tahanan itu adalah kelompok minoritas Sunni, masyarakat yang pernah berkuasa semasa pemerintah Saddam, yang dituduh mendukung aksi perlawanan terhadap pasukan AS dan pemerintah baru Irak yang dipimpin kaum Syiah. Tindakan untuk menutup Abu Ghraib dilakukan ketika para diploamt AS berusaha membujuk kelompok Sunni untuk bergabung dengan pemerintah koalisi untuk mencegah terjadinya perang saudara. Delapan tentara, termasuk prajurit Lyndie England yang menahan seorang pria Irak tanpa pakaian bersama seekor anjing, dituduh melakukan penyiksaan. Dua orang dipenjarakan selama lebih dari delapan tahun. Presiden AS George W.Bush menyebut mereka sebagai "apel busuk" dan membantah adanya penyiksaan secara sistematis. Militer AS mengatakan dalam menangani musuh mereka pihaknya menggunakan teknik pemeriksaan yang termasuk "sikap menekan" tapi membantah melakukan penyiksaan. Akan tapi penyiaran foto dari Abu Ghraib bulan lalu, mencuatkan kembali perdebatan baik di Irak dan seluruh dunia tentang praktek-praktek AS yang bertujuan untuk melawan ancaman dari kelompok-kelompok gerilyawan, khususnya Al Qaeda. Di antara mereka ini ditahan d Teluk Guantanamo, Kuba. Menteri hak asasi Irak menuntut penutupan penjara Abu Ghraib dan para pejabar Irak ingin mnguasai penjara-penjara itu. Kebijakan AS adalah akan menyerahkan penjara-penjara kepada pemerninah Irak apabila mereka yakin dengan kemampuan pihak berwenang Irak menangani ini. (*)
Copyright © ANTARA 2006