Singapura (ANTARA) - Saham-saham di bursa Asia dan obligasi keduanya menuju kenaikan mingguan pertama dalam sebulan pada perdagangan Jumat pagi, ketika investor bertaruh pada bank-bank sentral membawa inflasi lebih rendah, meskipun kekhawatiran pertumbuhan menyeret komoditas.

Tembaga, penentu produk ekonomi dengan berbagai kegunaan industri dan konstruksi, turun 3,0 persen di Shanghai dan turun lebih dari 7,0 persen untuk minggu ini - penurunan mingguan tertajam sejak krisis pasar keuangan yang didorong oleh pandemi pada Maret 2020.

Minyak juga turun semalam, dan minyak mentah berjangka Brent jatuh 2,0 pada minggu ini menjadi 110,62 dolar AS per barel, sementara harga biji-bijian acuan merosot dengan gandum Chicago anjlok hampir 9,0 persen untuk minggu ini dan terendah sejak Maret di 9,42 dolar AS per gantang.

Penurunan harga-harga telah membuat beberapa kelegaan dalam ekuitas karena energi dan makanan telah menjadi pendorong inflasi. Setelah beberapa kerugian besar baru-baru ini, indeks ekuitas MSCI Dunia naik 2,0 persen pada minggu ini.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 1,0 persen pada Jumat pagi, ditopang oleh ekuitas Alibaba yang melonjak 5,0 persen di tengah petunjuk bahwa tindakan keras teknologi China mereda.

Nikkei Jepang naik 0,8 persen untuk kenaikan mingguan 1,6 persen dan S&P 500 berjangka datar setelah indeks naik sekitar 1,0 persen semalam. Dolar AS melayang tepat di bawah level tertinggi dua dekade terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

"Sementara kekhawatiran pasar tentang pelambatan mendadak adalah penyebab di balik penurunan harga bahan mentah baru-baru ini, harga komoditas yang lebih rendah memang terasa seperti obat yang diperintahkan dokter untuk ekonomi global," kata ahli strategi pasar NatWest, Brian Daingerfield.

"Begitu banyak ketakutan hard landing ekonomi kami terkait dengan kekhawatiran yang terkait dengan harga-harga komoditas."

Data lemah sepanjang minggu ini yang harus disalahkan.

Pengukur aktivitas pabrik di Jepang, Inggris, zona euro dan Amerika Serikat semuanya melemah pada Juni, dengan produsen AS melaporkan penurunan langsung pertama dalam pesanan baru dalam dua tahun dalam menghadapi kepercayaan yang merosot.

Obligasi menguat di tengah harapan taruhan pada kenaikan suku bunga agresif akan terbatas, dengan imbal hasil obligasi dua tahun Jerman turun 22 basis poin dalam penurunan terbesar sejak 2008.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun turun 7,0 basis poin semalam dan stabil di 3,0944 persen.

Dolar AS telah tergelincir dari tertinggi baru-baru ini, tetapi tidak terlalu jauh karena investor tetap berhati-hati. Dolar terakhir cukup stabil di 1,0529 dolar per euro dan dibeli 134,79 yen.

Yen yang terpukul telah stabil minggu ini dan mendapat sedikit dukungan pada Jumat dari inflasi Jepang yang melampaui target 2,0 persen bank sentral Jepang untuk bulan kedua berturut-turut, memberikan lebih banyak tekanan pada sikap kebijakan ultra-longgarnya.

Pembicara Bank Sentral Eropa dan Federal Reserve akan diawasi ketat di kemudian hari, seperti data penjualan ritel Inggris dan kepercayaan bisnis Jerman. Di luar itu, kekhawatiran utama adalah apa artinya semua itu bagi kinerja perusahaan.

"Laporan pendapatan kuartal kedua akan mengirimkan gelombang kejutan ke pasar karena prospek pendapatan belum memburuk secara material sejauh ini, dan itu akan semakin membangun kekhawatiran resesi," kata Charu Chanana, ahli strategi pasar di broker Saxo di Singapura.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022