London (ANTARA News/Reuters) - Para pejabat pemerintahan Presiden Barack Obama tengah menyusun draf sebuah surat yang ditujukan kepada Iran yang berisi hasrat Presiden AS itu untuk mencairkan hubungan kedua negara dan pembukaan jalan bagi pembicaraan langsung, demikian suratkabar Inggris, The Guardian, seperti dikutip Reuters, Kamis.

Departemen Luar Negeri AS menyusun draf surat sejak Obama terpilih November lalu, lapor koran itu.

Surat ini adalah jawaban atas sebuah sebuah surat berisi selamat kepada Obama yang dikirimkan oleh Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad setelah Obama memenangkan pemilu lalu.

Surat ini akan berisi jaminan bahwa Washington tidak ingin menjatuhkan pemerintahan Iran, melainkan mencari cara mengubah sikapnya terhadap negara itu. Surat itu akan ditujukan kepada rakyat Iran dan akan dikirimkan langsung ke tangan Pemimpin Spritual Iran Ayatollah Ali Khameini atau bahkan menjadi sebuah surat terbuka.

Di Washington, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa kebijakan AS terhadap Iran sedang dikaji ulang, namun menolak mengomentari apakah memang ada surat yang tengah dipersiapkan untuk dikirim ke Iran.

"Belum ada keputusan mengenai inisiatif kebijakan khusus apapun yang telah ditetapkan oleh Departemen Luar Negerit," kata pejabat yang meminta namanya tidak disebutkan itu.

Obama sendiri telah menyatakan diri untuk bersiap bagi perluasaan upaya damai dengan Iran jika negara itu "tidak lagi mengepalkan tangan" (tidak mengeluarkan gertakan), sebuah manuver yang sangat berseberangan dengan kebijakan garis keras dari pendahulunya George W. Bush yang menyebut Iran sebagai bagian dari "poros iblis."

Rabu lalu Iran menandaskan menyambut perubahan kebijakan yang diambil Obama jika AS menarik semua tentaranya di luar negeri dan menyampaikan maaf atas kejahatannya di masa lalu terhadap Teheran.

The Guardian menyebut surat itu dipertimbangkan oleh Menteri Luar Negeri Hillary Clinton sebagai bagian dari upaya mengkaji kembali kebijakan AS terhadap Iran. Keputusan untuk berkirim surat belum akan dilakukan sebelum pengkajianulang itu selesai.

Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran setelah mahasiswa Iran menduduki Keduataan Besar AS di Teheran menyusul revolusi Islam Iran pada 1979.

Kecurigaan AS bahwa Iran sedang berupaya mengembangkan senjata nuklir dan kehadiran ribuan tentarta AS di negara tetangganya, Iraq, menjadi sandungan utama bagi dipulihkannya lagi hubungan kedua negara.

Pemerintahan baru AS menyatakan Obama akan berupaya mengadakan pembicaraan langsung dengan Teheran, namun dia juga mengingatkan Iran akan mendapatkan lebih banyak tekanan jika negara itu tidak memenuhi tuntutan Dewan Keamanan PBB guna menghentikan proyek nuklir sensitifnya dalam pengayaan uranium.

Aliakbar Javanfekr, seorang tangan kanan Ahmadinejad, mengungkapkan pada Reuters Rabu lalu bahwa Iran tidak akan menghentikan proyek nuklirnya, namun akan membuka diri bagi kemungkinan hubungan lebih dekat diantara kedua negara.

"Tinju dan kepalan tangan kami terbuka untuk mereka (para pejabat Amerika) yang mau menggunakan kebijaksanaan sebagai gantirugi dari kesalahan yang Amerika buat 30 tahun lalu. Amerika mesti mengambil langkah-langkah praktis untuk menghormati hak-hak orang lain," kata Javanfekr.

"Saya percaya bahwa pesan Pak Ahmadinejad menyelamati Obama seharusnya dilihat sebagai sebuah kepalan tinju yang terbuka dan sebagai tangan untuk bekerjasama yang diulurkan kepadanya (Obama). Tentu saja kami menunggu Obama untuk menjawab surat Presiden Ahmadinejad untuk membuktikan bahwa dia percaya pada sungkem diplomasi." (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009