Wasior (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat kini menyiapkan lahan seluas 180 hektare untuk pengembangan tanaman jagung ditambah 20 hektare untuk pengembangan sayur-sayuran.
Kepala Distan Teluk Wondama Korneles Paduai di Isei, Jumat, mengatakan pengembangan jagung dan sayuran merupakan program unggulan daerah bidang pertanian dengan tujuan peningkatan ekonomi keluarga dalam rangka pengentasan kemiskinan ekstrim di Wondama.
Program ini melibatkan 800 kepala keluarga petani yang tersebar pada 13 distrik (kecamatan) di Teluk Wondama, dengan cakupan lahan minimal 45 x 50 meter persegi.
Untuk tahap pertama diharapkan setiap hektare bisa menghasilkan panenan sedikitnya 2 ton jagung kering sehingga secara keseluruhan ditargetkan mampu menghasilkan jagung kering minimal mencapai 150 ton.
"Target tersebut baru mencakup empat daerah potensi yakni Distrik Teluk Duairi, Wasior, Rasiei dan Nikiwar mengingat empat distrik itu memiliki jumlah petani serta cakupan lahan paling besar mencapai 75 hektare. Sementara daerah lainnya dikelompokkan sebagai daerah penunjang karena luasan lahan serta jumlah petani yang terlibat terbatas," jelas Korneles.
Saat ini, harga jagung kering di Wondama berkisar Rp5.000 hingga Rp8.000.
"Kita ambil patokan harga paling rendah saja yaitu Rp5.000 per kilo, berarti pendapatan yang diperoleh mencapai Rp752 juta sekian. Kalau pendapatan rata-rata per KK itu Rp10 juta (2 ton per ha x Rp5.000). Itu yang paling rendah, mudah-mudahan bisa lebih dari itu," kata Korneles.
Distan Wondama kini terus mendistribusikan benih jagung dan sayuran kepada para petani. Diperkirakan panen perdana jagung akan berlangsung pada akhir September, mengingat penanaman tidak dilakukan secara bersamaan.
Pencanangan program unggulan bidang pertanian itu sendiri telah dilakukan oleh Bupati Hendrik Mambor di Kampung Niab, Distrik Roon pada awal Mei lalu.
Menurut dia, produksi jagung para petani di Wondama itu nantinya akan ditampung oleh Disperindagkop.
"Sudah ada anggarannya dari APBD untuk membeli jagung petani. Itu untuk tahun pertama saja. Selanjutnya dicarikan pasar lain. Jadi produksi tahun ini menentukan (pasar) di tahun-tahun berikutnya," ujar Korneles.
Bupati Hendrik Mambor saat acara pencanangan program unggulan bidang pertanian di Kampung Niab beberapa waktu lalu mengatakan pengembangan jagung dengan melibatkan petani di seluruh kampung merupakan bagian dari upaya pemulihan ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022