Wonosobo (ANTARA News) - Suara "kraak... kreek" terdengar berulang kali saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdialog dengan para petani di areal pertanian Dataran Tinggi Dieng, Desa Siwuran, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (9/3). Tentunya suara tiba-tiba itu membuat kaget hadirin, termasuk Presiden, Ibu Negara Kristiani Herawati Yudhioyono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mentan Anton Apriantono, Seskab Sudi Silalahi dan Gubernur Jateng Mardiyanto. Mereka tampak berulang-ulang menoleh ke arah suara yang terdengar bergantian dari sejumlah tempat. Rupanya suara itu datang dari bangku bambu yang dibuat untuk tempat duduk peserta dialog dalam rangka kunjungan Presiden itu. Sebagian ujung bawah bambunya terlihat amblas ke tanah yang gembur dan terjadi gesekan antar-batangan bambu yang tersusun, sehingga menimbulkan suara. "Sekali-kali memang duduk di tempat seperti itu, begitulah keadaan rakyat kita," kata Presiden kelahiran Pacitan, Jawa Timur, yang kini menjelang umur 57 tahun itu. Bagi bapak dua anak --Agus Harimurti dan Edhie Baskoro-- itu suara mengejutkan tersebut kontan menjadi materi yang disampaikan kepada para pejabat yang menyertainya berdialog dengan petani di kawasan berudara sejuk itu. "Kalau duduk di kursi empuk terus nanti lupa rakyat," kata Yudhoyono, yang disambut tawa hadirin.Selain itu, Presiden Yudhoyono yang lulusan terbaik Akademi Militer Magelang pada 1973 sempat salah mengira meja dari bambu yang memanjang pada deretan pertama disangkanya kursi.Sebelum memulai pidato pengantar dialog, Presiden Yudhoyono meminta para pejabat untuk menduduki menempati tempat kosong di deretan pertama, baik di sisi kiri maupun kanan dirinya saat berdiri. "Silakan bapak-bapak menempati kursi paling depan, silahkan Pak Pangdam," katanya, termasuk kepada Panglima Kodam IV Diponegoro, Mayjen TNI Soenarso. Namun, panitia acara tampak langsung tergopoh-gopoh dan menjelaskan bahwa yang dikira kursi oleh Presiden Yudhoyono, ternyata meja tamu anyaman bambu.Walhasil, Presiden pun tertawa menyadari kekeliruannya. "Kalau jadi duduk di situ bisa jadi kopi," kata Presiden Yudhoyono sambil tertawa. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006