Jakarta (ANTARA) - Bank UOB Indonesia mendorong pengembangan dan adopsi proyek efisiensi energi bagi bangunan dan rumah di Tanah Air melalui platform pembiayaan terintegrasi U-Energy.
Melalui U-Energy, UOB Indonesia membantu bisnis dan pemilik rumah melakukan penghematan tagihan listrik, mencapai emisi karbon, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Sebagai sebuah bank, kami memiliki tanggung jawab untuk bermitra dengan nasabah dalam transisi menuju pertumbuhan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kami senang dapat memperkenalkan U-Energy yang merupakan sebuah platform keuangan terintegrasi yang progresif untuk membantu pemilik rumah dan bangunan dalam berkontribusi terhadap lingkungan yang lebih bersih," kata Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan saat jumpa pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.
Melalui U-Energy, lanjut Harapman, perseroan telah membangun sebuah ekosistem mitra untuk memungkinkan akses yang sederhana dan lebih cepat terhadap solusi efisiensi energi bagi nasabah, sebagai peran dalam mendukung tujuan pemerintah terhadap pengembangan rendah karbon.
Jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih dari 270 juta orang dan efisiensi energi akan membantu memastikan ketahanan energi jangka panjang serta menciptakan lapangan kerja. Akan tetapi, berdasarkan laporan McKinsey, Indonesia masih tertinggal dalam hal pengembangan energi terbarukan dan hanya baru memanfaatkan dua persen dari potensi gabungan antara energi geotermal, surya, angin, air, dan biomassa.
"Hanya 12 persen listrik di Indonesia berasal dari energi terbarukan. Seraya kita membangun masa depan yang berkelanjutan, kami menyadari peran kami dalam mendukung dan memperkuat bisnis dan pemilik rumah. Solusi end-to-end kami akan membantu klien mengurangi biaya energi dan jejak karbon," ujar Harapman.
Pada tataran global, bangunan dan proyek konstruksi menyumbang 38 persen emisi karbon, menurut data dari the Global Alliance for Buildings and Construction1. Di Indonesia, komitmen yang kuat untuk andil dalam penanganan perubahan iklim diperkuat dengan penyusunan kebijakan utama dalam sektor energi.
Indonesia juga menargetkan untuk mengurangi emisi dan mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat dari itu. Demi mencapai target tersebut, Indonesia memerlukan transisi agar energi baru dan terbarukan dapat menyumbang sebesar 23 persen terhadap total bauran energi pada 2025 dan 31 persen pada 2050.
Sementara pemilik bangunan dan pemilik rumah terus menyatakan ketertarikan terhadap proyek efisiensi energi guna mengurangi penggunaan energi, mereka kerap mengalami kekurangan dukungan dana dan kemampuan dalam menemukan perusahaan jasa energi (ESCO). Bertolak dari hal tersebut, UOB telah mengembangkan U-Energy untuk mengatasi kesenjangan tersebut.
Di Indonesia, platform U-Energy akan bekerjasama dengan empat penyedia jasa energi lokal yang dapat dimanfaatkan nasabah dalam proyek efisiensi energi, antara lain PT Amerindo Energy Solutions (yang juga dikenal dengan ‘Synergy Efficiency Solutions”), Barghest Building Performance, G-Energy, dan Schneider Electric.
Mitra-mitra U-Energy itu dapat mendukung proyek efisiensi energi seperti dalam hal mendukung pemanfaatan chiller dan efisiensi pendingin udara, pemasangan panel surya di atap, peralihan ke lampu LED, pengoptimalan sistem pengelolaan listrik dan energi, pengubahan muka bangunan untuk memantulkan cahaya matahari langsung guna mengurangi penyerapan panas, serta mengganti tangga berjalan dengan teknologi regenerasi energi.
Perusahaan jasa energi dinilai berperan sangat penting dalam ekosistem dengan menyediakan teknologi dan layanan seperti konsultasi proyek, audit energi desain yang hemat biaya, serta implementasi dan pengelolaan end-to-end untuk retrofitting bangunan.
Rata-rata, perusahaan layanan energi untuk pengelolaan platform U-Energy akan membantu nasabah mengurangi sekurang-kurangnya 20 persen penggunaan energi.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022