Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengambil kebijakan pemerintah kabupaten (pemkab) dan pemerintah kota (pemkot) di wilayahnya membeli gabah petani guna mengantisipasi anjloknya harga gabah saat musim panen raya. "Petani biasanya hanya mampu memproses padi menjadi gabah kering giling, karena itu saya mengharapkan pemerintah daerah mendirikan koperasi untuk memproses gabah menjadi beras sekaligus disetorkan ke Bulog sebagai persediaan pengadaan pangan nasional," katanya di Yogyakarta, Kamis. Sultan HB X menegaskan, Badan Urusan Logistik (Bulog) harus menerima beras hasil pembelian dari petani guna pengadaan pangan nasional. "Jadi, harus ada jaminan Bulog untuk membeli beras para petani," ujarnya. Menurut dia, dalam pengadaan pangan nasional sekarang ini Bulog di daerah hanya dipasok beras dari berbagai unit perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan beras. "Padahal, kalau membeli gabah petani dampaknya tidak hanya menjaga stabilitas harga, tetapi secara bertahap nanti pemerintah daerah bisa menjual lagi berasnya ke Bulog atau ke pasar umum," ujarnya. Dia menambahkan, mestinya Bulog di daerah tidak hanya menerima beras dari pengusaha, tetapi juga menampung setoran beras dari koperasi pemerintah kabupaten atau kota, apalagi pembelian beras itu bertujuan menjaga harga tetap stabil. "Ini semua akan menjadi keputusan pusat, dan saya sudah meminta kepada Kepala Bulog DIY untuk menyampaikan rencana seperti ini ke Bulog Pusat. Selama ini petani tidak memiliki posisi tawar menawar dengan pedagang beras, sehingga harga gabah di tingkat petani selalu dimainkan," demikian Sultan Hamengku Buwono X. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006