Kami akan melawati tahap ini. Mesir akan stabil. Kami memiliki peta untuk mentransfer kekuasaan kepada pemimpin yang dipilih warga sipil. Jika ada orang yang merencanakan ketidakstabilan di Mesir, mereka tidak akan berhasil. Semua orang akan mendapatKairo (ANTARA News/Reuters) - Kepala Dewan Militer yang berkuasa di Mesir Mohamed Hussein Tantawi dalam sambungan telepon di saluran TV Mesir, Kamis, bersumpah untuk melacak siapa dalang dalam peristiwa kekerasan sepak bola yang menewaskan lebih dari 70 orang di Port Said, Mesir.
"Peristiwa semacam ini bisa terjadi dimana saja di dunia ini, tapi kami tidak akan melepaskan pelaku untuk lepas," ujar Hussein Tantawi kepada stasiun televisi olahraga yang dimiliki tim sepak bola yang bertanding, Al Ahli.
Hussein mengatakan korban secepatnya akan mendapatkan kompensasi setelah menjalani pemeriksaan.
"Kami akan melawati tahap ini. Mesir akan stabil. Kami memiliki peta untuk mentransfer kekuasaan kepada pemimpin yang dipilih warga sipil. Jika ada orang yang merencanakan ketidakstabilan di Mesir, mereka tidak akan berhasil. Semua orang akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka lakukan," tambah dia sembari mengatakan penanggungjawab pertandingan adalah pihak kepolisian.
Sebanyak 73 orang dan sedikitnya 1.000 orang lagi menderita cedera pada Rabu ketika para pendukung sepak bola dari kelompok berbeda terlibat dalam perkelahian di stadion kota Port Said, Mesir.
Kekerasan tersebut terjadi usai pertandingan antara tim Al Ahli dengan Al Masry yang berlangsung sengit. Klub Al Masry berhasil mengalahkan Al Ahli dengan skor kemenangan 3-1.
Para saksi mata mengatakan perkelahian mulai terjadi setelah para pendukung Al Ahli membentangkan spanduk-spanduk yang mengejek Port Said dan seorang penonton turun ke lapangan membawa sebatang besi pada akhir pertandingan.
Pendukung Al Masry beraksi dengan turun ke lapangan juga. Mereka meneyerang para pemain Al Ahli sebelum kembali kembali ke tempat duduk untuk menyerang pendukung lawan. Pendukung Al Ahli memainkan peran menonjol dalam revolusi Mesir tahun lalu.
(I025)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012