Jakarta (ANTARA) - Wilayah Chongyi yang terletak di Kota Ganzhou, Provinsi Jiangxi, China Timur, merupakan salah satu dari 10 daerah penghasil bambu terkenal di China.
Luas hutan bambu setempat mencapai 734.000 mu (48.936 hektare), dengan pasokan bambu hidup terus meningkat mencapai 100 juta tunggul, dan output tahunan bambu komersial mencapai lebih dari 10 juta batang.
"Sebanyak 70 persen produk bambu kami, sebagian besar berupa tusuk gigi dan sumpit, diekspor ke mancanegara, dan Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar. Kami punya banyak mitra lokal di sana dan mengisi pangsa pasar yang besar," kata Huang Qiqiu, manajer Guiyuan Bamboo & Wood Factory.
Sejak pagi-pagi sekali, penduduk desa setempat bekerja dengan pembagian tugas yang jelas. Beberapa dari mereka menebang bambu di gunung, sementara yang lainnya mengangkut batang bambu ke pabrik.
Di bengkel produksi Guiyuan Bamboo & Wood Factory, para pekerja sibuk memotong, mengepres, dan memeriksa bambu. Setelah beberapa proses, berbagai produk bambu pun dibentuk.
"Bambu penuh dengan harta karun! Tunas bambu dapat dijadikan makanan, sedangkan batangnya adalah bahan baku sumpit, tabung, dan lantai bambu," kata Huang.
Berkat sumber daya bambu yang kaya dan karakteristiknya yang hijau, terbarukan, dan berbiaya rendah, produk bambu dari wilayah Chongyi menjadi populer di pasar Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah Chongyi mengonsolidasikan industri bambu, memperluas rantai industri, dan membangun klaster industri bambu. Sebatang bambu kecil menumbuhkan industri besar yang memperkaya masyarakat dan perusahaan setempat. Pada 2021, nilai output keseluruhan dari industri bambu mencapai 1,689 miliar yuan.
Sebelum tahun 2019, pabrik tersebut tidak memiliki pengalaman ekspor. Kala itu, Huang sangat khawatir tentang sistem kualitas yang tidak sempurna, serta undang-undang, peraturan, dan persyaratan teknis asing yang tidak dipahaminya.
Namun, kantor bea cukai setempat kemudian memandu perusahaannya untuk memperlancar seluruh proses dari pengajuan hingga izin bea cukai.
"Kami akan mengumpulkan persyaratan dari negara-negara tujuan ekspor, memandu perusahaan untuk menstandardisasi manajemen keterlacakan, dan secara ketat mengontrol risiko karantina dari bahan mentah hingga produk jadi guna memastikan kualitas ekspor," kata Zeng Lin, Kepala Bagian Inspeksi Pertama Bea Cukai Ganzhou.
Menurut statistik, sejak awal 2022, Bea Cukai Ganzhou telah memeriksa dan mengarantina total 81 batch produk bambu ekspor senilai total 20,53 juta yuan, meningkat 17,39 persen dan 42,15 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Dari total tersebut, sembilan batch diekspor ke Indonesia dengan nilai lebih dari 4 juta yuan, atau meliputi 25 persen lebih.
Industri bambu menjadi industri pilar bagi petani hutan. Warga desa setempat menyebut bahwa sumber daya bambu mereka sangat kaya.
Meski demikian, di masa lalu, bambu kurang dimanfaatkan secara penuh dan penjualan yang sesuai tidak banyak tersedia sehingga manfaat ekonominya pun rendah dan pendapatan petani menjadi tidak pasti.
Melalui pemrosesan yang intensif, rantai industri lokal pun berhasil diperluas. Dengan meningkatnya pesanan ekspor, pendapatan petani bambu juga ikut terdongkrak.
"Saat ini ada lebih dari 60 karyawan di pabrik saya. Kebanyakan dari mereka adalah petani lokal sehingga mereka dapat menghasilkan uang di dekat rumah dengan pendapatan per kapita bulanan 5.500 yuan. Apalagi, kepercayaan penduduk desa dalam menanam bambu semakin meningkat," kata Huang.
Peng Tingxiong, seorang warga desa di wilayah Chongyi, baru-baru ini sibuk membersihkan gulma dan bambu mati di hutan bambu miliknya. Beberapa hari lalu, pemerintah setempat mengundang pakar kehutanan untuk memandu teknik penanaman rebung dan pemeliharaan hutan bambu.
"Kami antusias menantikan masa depan, dan semua rumah tangga menebang sembari menumbuhkan bambu di hutan," kata Peng.
Wilayah Chongyi sudah membentuk Asosiasi Industri Bambu untuk menjajaki model pengembangan baru dari sejumlah entitas pengelolaan kehutanan dan untuk secara aktif membimbing petani hutan membentuk organisasi kerja sama ekonomi industri bambu dalam bentuk usaha patungan dan perusahaan saham gabungan.
Saat ini, wilayah itu telah mendirikan 15 koperasi industri bambu profesional, dengan lebih dari 1.720 petani yang bergabung.
"Kami optimistis dengan pasar yang luas di Indonesia dan berencana mengikuti tren pasar Indonesia," kata Huang. Oleh karena itu, tahun ini pabriknya menambah dua lini produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia yang terdiversifikasi sembari memperluas jangkauan ekspor.
Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022