New York (ANTARA News) - Harga Minyak di New York merosot pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), karena data baru pemerintah menunjukkan kecepatan konsumsi bahan bakar minyak lebih lambat.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun 87 sen menjadi ditutup pada 97,61 dolar AS per barel, lapor AFP.
Di London, kontrak Brent North Sea untuk Maret naik 58 sen menjadi 111,56 dolar AS.
Data ekonomi yang menggembirakan, terutama dari China, di mana kegiatan manufaktur meningkat pada Januari, membantu harga minyak naik pada awal perdagangan.
Tetapi data minyak mingguan nasional AS menunjukkan penyulingan lebih lambat dan stok minyak mentah menggunung, meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan.
Dengan banyak negara mengalami musim dingin hangat yang luar biasa, Departemen Energi AS mengatakan total pasokan produk ke pasar selama empat minggu lalu turun sebesar 4,3 persen dari setahun sebelumnya, dan untuk saat ini persediaan minyak mentah tinggi.
"Kami telah melihat satu set laporan persediaan yang cukup buruk," kata Bart Melek dari TD Securities.
Sebelumnya Pering Tom dari Inenco, konsultan energi di Inggris, mengatakan bahwa kekhawatiran tentang Iran dan ketegangan antara Sudan dan Sudan Selatan atas biaya transportasi minyak mempertahankan harga kuat.
"Situasi Iran, terutama dengan ancaman tambahan sanksi AS dan pengurangan produksi, masih menjadi masalah," katanya.
Sementara itu, di Nigeria serikat buruh minyak membatalkan pemogokan dua hari atas sengketa dengan Shell yang telah memicu kekhawatiran kekurangan bensin dan menyebabkan antrian panjang di stasiun-stasiun pengisian bahan bakar di produsen minyak mentah terbesar Afrika itu. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012