Pasar minyak tetap di bawah tekanan karena investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga AS akan menghambat pemulihan ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar.
Tokyo (ANTARA) - Harga minyak turun dua persen di awal perdagangan Asia pada Kamis, memperpanjang kerugian dari hari sebelumnya, karena investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga AS yang agresif dapat memicu resesi dan mengurangi permintaan akan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS jatuh 2,39 dolar AS atau 2,3 persen menjadi diperdagangkan di 103,80 dolar AS per barel pada pukul 00.31 GMT. Minyak mentah berjangka Brent merosot 2,24 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi diperdagangkan di 109,50 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan minyak jatuh sekitar 3,0 persen pada Rabu (22/6/2022) untuk mencapai level terendah sejak pertengahan Mei.
Baca juga: Minyak jatuh, investor khawatir kenaikan suku bunga Fed dorong resesi
Para investor terus menilai seberapa khawatir mereka tentang bank-bank sentral yang berpotensi mendorong ekonomi dunia ke dalam resesi, karena mereka berusaha untuk mengekang inflasi dengan kenaikan suku bunga.
"Pasar minyak tetap di bawah tekanan karena investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga AS akan menghambat pemulihan ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd.
"Hedge fund AS dan Eropa telah menjual posisi mereka menjelang akhir kuartal kedua, yang juga mendinginkan sentimen investor," katanya, memprediksi WTI bisa turun di bawah 100 dolar AS per barel sebelum libur 4 Juli di Amerika Serikat.
Federal Reserve tidak mencoba untuk merekayasa resesi untuk menghentikan inflasi tetapi berkomitmen penuh untuk mengendalikan harga, sekalipun hal itu berisiko terhadap penurunan ekonomi, kepala bank sentral AS Jerome Powell mengatakan pada Rabu (22/6/2022).
Baca juga: Harga minyak Asia anjlok, tertekan perkiraan pemangkasan harga BBM AS
Presiden AS Joe Biden, sementara itu, meminta Kongres untuk meloloskan penangguhan tiga bulan pajak bensin federal guna membantu memerangi rekor harga di SPBU dan memberikan bantuan sementara bagi keluarga Amerika musim panas ini.
"Berita itu untuk sementara mendorong harga produk minyak, tetapi kemudian dilihat bahwa bahkan jika pajak bensin ditangguhkan, harga eceran akan tetap tinggi, sehingga sulit untuk merangsang permintaan," kata Saito dari Fujitomi.
Badan Informasi Energi AS mengatakan data minyak mingguannya, yang dijadwalkan untuk dirilis pada Kamis, akan ditunda karena masalah sistem hingga setidaknya minggu depan.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022