"Salah satu cara untuk mengetahui apakah makanan tersebut aman dikonsumsi adalah dengan mencium aroma dan memastikan cita rasanya tidak berubah," kata dia di Padang, Rabu.
Ia mengemukakan hal itu menanggapi terjadinya kasus keracunan makanan di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat mengakibatkan 83 orang mengalami muntah-muntah setelah menyantap sate keliling.
Dia katakan, jika warna, aroma makanan dan rasanya telah berubah sebaiknya tidak dikonsumsi karena ada indikasi telah tercemar bakteri yang akan membahayakan jika dikonsumsi.
Selain itu jika hendak membeli jajanan tradisional masyarakat harus memastikan lingkungan tempat pembuatan makanan bersih serta dalam proses pembuatannya menggunakan bahan-bahan yang higienis, kata dia.
Terkait kasus keracunan yang terjadi di Kabupaten Sijunjung ia menilai kemungkinan besar sate yang disantap warga telah terkontaminasi bakteri ecoli yang berasal dari kuah sate tersebut.
Namun untuk memastikannya diperlukan pengujian dengan mengambil sampel makanan, bekas muntahan serta sampel klinis dari kotoran warga yang mengalami keracunan, kata dia. Terdapat kemungkinan daging sate yang disantap mengandung bakteri salmonela karena tidak matang saat disantap.
Ia menyarankan kepada pembuat jajanan tradisional agar menyiapkan bahan yang baik, wadah yang bersih serta air yang higienis mencegah terkontaminasinya makan yang dibuat oleh bakteri.
Kemudian yang harus diperhatikan adalah selalu mencuci tangan dengan bersih sebelum membuatnya , serta memasaknya hingga matang dengan sempurna. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012