Bengkulu (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bengkulu menurunkan tim satuan tanggap darurat beranggotakan 10 orang untuk mendata kerusakan gedung akibat gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter, Rabu.

"Sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa, tapi tim satuan tanggap darurat sudah diperintahkan untuk mendata kerusakan fasilitas umum, gedung pemerintah, juga rumah masyarakat," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Darmin di Bengkulu, Rabu.

Darmin mengatakan setelah melakukan koordinasi dengan BPBD sembilan kabupaten lainnya, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa atau bangunan yang roboh total.

Namun, ia mengatakan, pengecekan dan pendataan itu akan dilakukan di seluruh kabupaten dan kota sebab gempa yang terjadi pada pukul 14.17 WIB itu cukup kuat goncangannya dan dirasakan hampir di seluruh kabupaten dan kota, terutama di Kota Bengkulu yang merupakan daerah paling dekat dengan pusat gempa, akan dilakukan penyisiran untuk mendata bangunan rusak.

"Gempa memang terasa cukup kuat karena sangat dangkal kedalaman hanya 29 kilometer, karena itu warga langsung berhamburan ke luar rumah," tambahnya.

Ia mengimbau warga tetap waspada dan tidak panik sebab gempa bumi sering melanda Bengkulu karena daerah ini merupakan salah satu wilayah rawan gempa.

Bila terjadi gempa susulan atau gempa baru, masyarakat diimbau segera mengambil langkah penyelamatan diri seperti yang sudah disosialiasikan dan disimulasikan selama ini.

"Saya juga sudah imbau seluruh anggota satuan tanggap darurat di kabupaten dan kota agar meningkatkan koordinasi," katanya.

Sementara itu Sekretaris PWI Bengkulu Deva P Musri mengatakan gempa kuat tersebut mengakibatkan retakan baru di beberapa sudut tiang di kantor Balai Wartawan Bengkulu yang juga Kantor LKBN ANTARA Biro Bengkulu itu.

"Saya juga mengamankan diri ke luar ruangan karena getaran gempa itu terasa cukup kuat meskipun kekuatannya hanya 5,9 SR," katanya.

Ia mengatakan kondisi bangunan tersebut sudah selayaknya direhab karena gempa besar berkekuatan 7,3 SR pada 2000 dan gempa berkekuatan 7,9 SR pada 2007 mengakibatkan kerusakan di beberapa bagian gedung.

Sejak dua gempa besar tersebut dan gempa terakhir berkekuatan 5,9 SR mengakibatkan retakan bertambah dan dikhawatirkan akan membahayakan pegawai dan para wartawan yang berada di gedung tersebut.
(T.KR-RNI/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012