Bandung (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menjajaki peluang bisnis dengan Angkatan Tentara Malaysia saat menerima kunjungan Panglima Angkatan Tentera Malaysia, Jeneral Tan Sri Dato’ Sri Haji Affendi Bin Buang TUDM.
"Pada hari ini merupakan suatu kesempatan bagi saya untuk meninjau fasilitas yang ada di sini dan untuk melihat sendiri seberapa banyak kerjasama dan kolaborasi yang bisa saya dapatkan dan bergabung dengan industri lokal di Malaysia," kata Panglima Angkatan Tentera Malaysia, Jeneral Tan Sri Dato’ Sri Haji Affendi Bin Buang TUDM, di Kota Bandung, Rabu.
Hari ini, Panglima Angkatan Tentera Malaysia melakukan kunjungan kerja ke PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan diterima langsung oleh Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan beserta jajaran Direksi dan Komisaris.
Dalam keterangannya di hadapan media, Panglima Angkatan Tentera Malaysia, Jeneral Tan Sri Dato’ Sri Haji Affendi Bin Buang TUDM menyampaikan peluang kerjasama dan kolaborasi dengan industri lokal di Malaysia.
Jeneral Tan Sri Dato’ Sri Haji Affendi melihat peluang kerja sama di PTDI sangat besar hal ini dikarenakan Indonesia memiliki keahlian teknis yang tinggi yang misalnya dalam bidang kedirgantaraan.
"Mereka telah mampu membangun pesawat sendiri sekaligus melakukan perawatan, banyak pekerjaan yang dilakukan di sini. Kita bisa melihat ini sesuatu yang membanggakan, pada saat yang sama di Malaysia juga ada, industri lokal yang memiliki keahlian teknis dari bidang yang lain," kata dia.
Oleh karena itu, Jeneral Tan Sri Dato’ Sri Haji Affendi menilai PTDI dengan Angkatan Tentera Malaysia dapat berkolaborasi dalam hal industri lokal, untuk dapat saling melengkapi satu sama lain karena ketika dapat saling melengkapi, maka pasarnya semakin besar dan jika pasar semakin besar.
"Tentu saja, akan membuat produksi lebih efisien dan efektif dan dapat menangkap pasar antara Malaysia dan Indonesia, tetapi jika kita juga dapat melihat potensi untuk menarik pasar di kawasan Asia Tenggara, dan disini tentu kita akan melihat dari potensi diluar kawasan Asia Tenggara," kata dia
Panglima Angkatan Tentera Malaysia dalam kunjungannya ke PTDI meninjau langsung progres dua unit yang tersisa dari tiga unit pesawat CN235 milik Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang sedang dikonversi menjadi Pesawat CN235-220 Maritime Surveillance Aircraft (MSA) melalui program Maritime Security Initiative (MSI).
Sementara itu, Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan menyampaikan terima kasih atas inisiasi dan dukungan dari Panglima Angkatan Tentera Malaysia pada Program Maritime Security Initiative (MSI).
Pada tanggal 17 Juni 2022, PTDI telah menyelesaikan dan melakukan terbang kirim (ferry flight) satu unit Pesawat CN235-220 Maritime Surveillance Aircraft (MSA).
Sedangkan, sisa dua unit lainnya direncanakan akan dikirimkan pada bulan Juli dan September 2022.
PTDI berkomitmen untuk terus mendukung seluruh pesawat CN235-220M TUDM di masa yang akan datang, termasuk dukungan untuk keberlanjutan pesawat MSI, melalui Program Follow On Support yang mencakup training, dukungan spare part & repair, technical assistance, services dan updated technical publication.
Hingga saat ini, PTDI sudah membangun Integrated Display (Glass Cockpit) pada 15 unit pesawat CN235, di mana satu unit diantaranya adalah Full Glass Cockpit pada pesawat CN235 NextG serial number N70 milik TNI AL.
PTDI bekerja sama dengan Integrated Surveillance and Defense, Inc (ISD) yang berkantor pusat di Wilsonville, Oregon, Amerika Serikat dalam menyediakan dan integrasi Mission Management Systems (MMS) untuk tiga unit pesawat CN235-220 milik TUDM.
Perangkat Mission Management Systems yang akan dipasangkan pada CN235-220 MSA milik TUDM diantaranya FLIR (Forward Looking Infra Red) yaitu kamera yang dilengkapi dengan Infrared untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.
Belly Radome di mana dipasangkan Radar Dome di bagian bawah atau di bagian perut untuk menyimpan 360° Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal, sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022