Seoul (ANTARA News) - Satu tim sepak bola remaja Korea Utara urung bertanding melawan tim Korea Selatan dalam sebuah turnamen sepak bola yang berlangsung di China, menyusul ketegangan lintas-batas setelah kematian pemimpin Kim Jong-Il, demikian dikatakan seorang pejabat pada Selasa.
Kedua tim dari dua negara terebut sebetulnya sedang bersiap untuk bertanding pada Senin di kota selatan China Kunming sebagai bagian dari event regional tahunan antara para pesepakbola muda dari dua negara Korea, Jepang dan China.
Para pemain dari kedua negara Korea itu diperintahkan untuk meninggalkan lapangan sebelum dimulainya pertandingan "kick-off" karena adanya kebijakan pemerintah yang tidak mencapai kesepakatan dengan Korsel, demikian dikatakan seorang pejabat dari kota Korsel Incheon yang membantu berlangsungnya event tersebut.
"Para pejabat Korut mengatakan mereka tidak bisa ikut bertanding karena kebijakan pemerintah tidak mencapai kesepakatan dengan Korsel, yang diumumkan setelah meninggalnya Kim Jong-Il," kata seorang jurubicara kota Incheon.
"Para pemain (dari dua negara) berfoto bersama-sama dan sudah melakukan pemanasan, tapi hanya selisih 30 menit kemudian, para pemain Korut diperintahkan untuk meninggalkan lapangan," katanya.
Event akan tetap berlangsung dengan mempertemukan tiga tim tersisa, dan dia menambahkan bahwa kota belum berencana untuk mengkomplain Korut.
Skuad sepakbola remaja dari Incheon, Yokohama dari Jepang, serta tim China dari provinsi Yunnan ambil bagian dalam event tersebut.
Korut memperingatkan kepada dunia agar tidak mengubah kebijakan di bawah pimpinan Kim Jong-Un, yang meraih kekuatan setelah ayahnya meninggal dunia pada 17 Desember, demikian AFP melaporkan.
(SYS/A020/T009)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012