Beijing (ANTARA) - Hujan lebat mengguyur sebagian wilayah di China sehingga mengakibatkan sungai meluap dan memicu tanah longsor, serta memaksa evakuasi warga dalam beberapa hari terakhir.
Markas pusat pengendalian banjir dan bantuan kekeringan di Provinsi Jiangxi, China timur meningkatkan status tanggap darurat pengendalian banjir ke level II pada Senin malam (20/6), setelah sekitar 485.000 warga terkena dampak hujan yang berkepanjangan.
Sejak Sabtu (18/6) hingga Senin pukul 15.00 waktu setempat, hujan lebat dan banjir melanda 55 wilayah di Jiangxi, dengan 43.300 hektare tanaman pertanian terkena dampak.
Menurut markas pusat pengendalian banjir, kerugian ekonomi akibat banjir mencapai 470 juta yuan atau setara Rp1,03 triliun.
Hujan lebat tanpa henti mengakibatkan sungai dan danau meluap di Jiangxi, dengan ketinggian air di danau air tawar terbesar di China, Danau Poyang, melampaui level waspada pada Selasa (21/6).
Ketinggian air di stasiun hidrologi utama Xingzi di danau tersebut tercatat 0,05 meter lebih tinggi dari level siaga 19 meter pada pukul 15.00 waktu setempat.
Ketinggian air diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang.
Hujan berkepanjangan juga melanda provinsi tetangga Hunan sejak Jumat (17/6). Hingga Selasa pukul 08.00, sebanyak 250.473 orang terkena dampak hujan badai di Hunan, menurut kantor pusat pengendalian banjir dan bantuan kekeringan provinsi itu.
Curah hujan tinggi mengakibatkan 94 rumah roboh, serta memaksa 51.143 penduduk setempat untuk mengungsi, dan merusak lebih dari 21.607 hektare tanaman pertanian di provinsi tersebut.
Sementara di Provinsi Guangdong, China selatan, hujan deras memicu banjir dan tanah longsor.
Sekitar 479.600 warga di beberapa kota termasuk Shaoguan, Heyuan, dan Meizhou terkena dampak curah hujan yang tinggi, jelas departemen manajemen darurat provinsi.
Kerugian ekonomi langsung sejauh ini diperkirakan lebih dari 1,7 miliar yuan.
Kota Shaoguan di Guangdong, dengan curah hujan rata-rata sejak akhir Mei lalu melampaui semua rekor sebelumnya selama periode yang sama, meningkatkan peringatan banjir ke Level I sebagai level tertinggi pada Selasa pagi.
Warga yang tinggal di tepi sungai diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Hujan lebat di wilayah selatan negara itu diprakirakan mereda mulai Rabu (22/6) dengan sabuk hujan utama bergerak ke utara dan hujan diperkirakan akan melanda sebagian Mongolia Dalam, Jilin, dan Liaoning di China utara, kata Pusat Meteorologi Nasional.
Namun, para ahli telah memperingatkan dampak berbahaya dari banjir di sungai kecil dan sedang, genangan air perkotaan dan pedesaan, dan tanah longsor di daerah pegunungan, mengimbau masyarakat menjauhi daerah rawan bencana meteorologi.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022