Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengungkap makna penting dari salam komando antara dirinya dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Salam komando itu dilakukan keduanya sebelum mulai acara Pembukaan Rakernas PDIP, pada Selasa (21/6).
Bambang Pacul usai mengikuti pembekalan kader PDIP saat Rakernas II PDIP, di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Rabu, mengatakan salam komando menandakan dirinya dan Ganjar sudah dalam satu barisan mendukung keputusan partai menyangkut pesta demokrasi 2024.
Baca juga: Ganjar dan Bambang Pacul bersalaman di Rakernas PDI Perjuangan
Dia mengatakan salam komando antara Ganjar dengan dirinya menandakan ada satu frekuensi yang sama.
"Kalau bicara satu frekuensi dan tidak, itu Anda yang mengartikan. Bambang Pacul tidak mengartikan, tetapi salam komando di mana pun artinya sama. Siap menerima perintah," ujar Bambang Pacul.
Baca juga: Ganjar ucapkan selamat kepada Bambang Pacul Ketua Komisi III DPR
Menurut dia, diksi celeng tidak berlaku lagi bagi PDIP karena diksi tersebut hanya dipakai apabila ada kader yang menyimpang dari garis partai.
"Siapa pun kalau ini, kan, kata-kata Pak Sidik Djojosukarto. Ketika sedikit ada ini, waktu PNI itu, kan, mohon izinlah, bahasa celeng dan banteng itu beliau. Maka orang-orang PNI lama kalau melihat anaknya nakal, 'oh celeng kamu'. Karena tidak nurut, tidak berada dalam barisan," ungkap Bambang Pacul.
Baca juga: Bambang Pacul: Survei pilpres tidak penting saat ini
Sebelumnya, dikabarkan hubungan kedua tokoh politik itu sempat bersitegang terkait pencalonan Pilpres 2024. Bambang Pacul pernah melontarkan kritikan keras terhadap Ganjar yang dinilai terlalu berambisi untuk mencalonkan diri sebagai capres.
Bambang menyatakan dukungannya terhadap Puan Maharani sebagai calon presiden (capres) usungan PDI Perjuangan.
PDI Perjuangan Jawa Tengah bahkan pernah tidak mengundang Ganjar dalam acara pengarahan kader untuk penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024 yang dihadiri Puan Maharani.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022