Umumnya debu menyelimuti hampir seluruh daerah di Sumbar, namun di daerah pegunungan seperti Padangpajang dan Kabupaten Solok, abu sudah bercampur dengan kabut.
Padang (ANTARA News) - Sebagian besar wilayah di Sumatea Barat (Sumbar) diselimuti kabut bercampur abu dengan ketebalan yang bervariasi pada Rabu pukul 06.00 WIB.

"Umumnya debu menyelimuti hampir seluruh daerah di Sumbar, namun di daerah pegunungan seperti Padangpajang dan Kabupaten Solok, abu sudah bercampur dengan kabut," ungkap Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Padang Syafrizal di Padang, Rabu.

Menurut dia, abu tersebut berasal dari 9 titik panas di Sumatera berdasarkan pemantauan satelit. Kesembilan titik tersebut berada di kawasan perbatasan Sumbar - Jambi, Riau, Jambi, dan Bengkulu.

"Titik panas terjadi akibat pengaruh siklon tropis di laut dan darat sepanjang Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara dan angin cukup sedikit yang berhembus ke Sumatera sehingga menyebabkan cuaca yang panas dalam lima hari terakhir," katanya.

Ia menyebutkan, meski terdapat gumpalan abu di udara, namun tidak mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) karena jarak pandang masih normal.

"Jarak pandang saat ini masih mencapai 8 kilometer dan aman untuk penerbangan," tegasnya.

Ia menambahkan, saat ini suhu rata-rata di Sumatera Barat rata mencapai 32 Derajat Celsius dengan kelembaban udara antara 65 -95 persen.

"Suhu ini cukup panas dan tidak memungkinkan untuk pembentukan awan hujan karena awan hujan dibentuk dari kelembaban udara 60 persen," katanya.

Meski demikian, siklon tropis tersebut kini telah berkurang dan diperkirakan hujan ringan baru akan terjadi di Sumatera Barat dalam waktu sepekan ke depan.

"Dalam keadaan cuaca seperti ini angin puting beliung juga berpotensi terjadi di Sumatera Barat secara tiba-tiba dan masyarakat diimbau tetap waspada," kata Syafrizal.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012