Kami akan mengawali program tanam ulang sawit di Kabupaten Rokan Hulu pada awal tahun ini.

Pekanbaru (ANTARA News) - Sekitar 18.102 hektare (ha) kebun kelapa sawit di Provinsi Riau tidak lagi produktif dan memerlukan tindakan khusus dari pemerintah.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Riau yang dihimpun ANTARA di Pekanbaru, Rabu, mayoritas kebun sawit tak produktif dikelola oleh petani lokal, yakni mencapai 17.722 ha, selebihnya merupakan kebun sawit yang dikelola perusahaan swasta, yakni 388 ha.

Hanya dua daerah di Riau yang tercatat tidak memiliki kebun sawit bermasalah, yakni Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kepulauan Meranti.

Daerah dengan area kebun sawit tak produktif paling luas terdapat di Kabupaten Rokan Hulu dan Bengkalis, yang masing-masing mencapai 6.307 ha dan 6.264 ha. Kemudian diikuti Kabupaten Rokan Hilir mencapai 2.007 ha dan Indragiri Hilir sekitar 1.061 ha.

Sedangkan, daerah lain dengan luas kebun sawit tak produktif relatif kecil terdapat di Kabupaten Pelalawan (900 ha), Dumai (519 ha), Indragiri Hulu (323 ha), Siak (149 ha), Kuantan Singingi (138 ha), dan Kampar (54 ha).

Manajer Humas PT Perkebunan Negara (PTPN) V, Otje Murat, mengatakan kondisi kebun sawit yang tak produktif itu menjadi perhatian khusus karena terjadi pada kebun plasma petani yang menjadi mitra dari perusahaan negara itu. Ia mengatakan, PTPN V mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat untuk melakukan program "replanting" kebun plasma pada tahun ini.

"Kami akan mengawali program tanam ulang sawit di Kabupaten Rokan Hulu pada awal tahun ini," ujar Otje.

Ia menjelaskan, penyebab tanaman sawit tidak lagi produktif adalah akibat usianya yang sudah tua lebih dari 20 tahun.

Meski begitu, luas kebun sawit tak produktif relatif kecil dari total area perkebunan yang ada kini mencapai 2,1 juta ha. Dari luas tersebut, kebun sawit rakyat paling besar yakni mencapai lebih dari 51 persen.

Adapun, produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang mampu diproduksi dari Riau per tahun mencapai sekitar 7 juta ton.

(F012)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012