Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah Rabu pagi kembali melemah terhadap dolar AS seiring dengan tekanan mata uang Asia dipicu dari sentimen global pada hari ini cenderung negatif.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Rabu pagi bergerak melemah 25 poin ke posisi Rp9.005 dibanding sebelumnya Rp8.980 per dolar AS.
Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu mengatakan, sentimen global cenderung negatif, investor masih terus fokus dengan perkembangan kesepakatan utang di Yunani yang tidak semulus perkiraan awal.
"Hari kemarin, Yunani masih meminta kemungkinan `write-off` utang yang diperbesar dari 50 persen menjadi 70 persen disertai restrukturisasi sisa utang menjadi tenor 30 tahun," katanya.
Namun, lanjut dia, di saat yang sama Yunani gagal menepati target-target ekonomi khususnya disiplin fiskal yang disepakati sebagai syarat berlanjutnya perundingan kesepakatan itu.
Sementara dari AS, kata dia, data kepercayaan konsumen turun dari 64,8 pada Desember menjadi 61,1 pada Januari di bawah ekspektasi analis, indeks manufaktur juga mencatat penurunan dari 62,2 menjadi 60 walaupun masih di atas level 50 sebagai ambang batas optimis.
"Sentimen global cenderung negatif terkait Yunani dan perlambatan data ekonomi AS. Kemungkinan pasar Asia akan terkoreksi dan rupiah berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp9.000 s.d Rp9.020 per dolar AS," katanya memprediksi.
Pengamat pasar uang Monex Investindo Futures, Johanes Ginting menambahkan, kurangnya terobosan dalam penyelesaian masalah utang Yunani telah memicu kecemasan investor yang tercermin dari melebarnya selisih "yield" antara obligasi Jerman dengan obligasi negara-negara kawasan Euro yang terlilit utang, sehingga menambah tekanan pada pasar mata uang.
"Mata uang euro tertekan menyusul meningkatnya tensi ketegangan dalam pembicaraan mengenai `swap` obligasi Yunani di tengah KTT Uni Eropa yang nampaknya tidak akan banyak membantu, kondisi itu berimbas pada nilai tukar domestik," katanya.
(KR-ZMF/S004)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012