Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR Ade Daud Nasution menduga pengirim surat berisi ancaman pembunuhan terhadap diri dan keluarganya bukanlah orang yang kenal dekat dengannya, namun hanya orang suruhan. "Surat berisi ancaman yang dikirim atas nama Achmat Jaelani itu tampaknya tidak begitu mengenal saya, menurut saya, orang yang mengaku sebagai purnawirawan ABRI berpangkat sersan dua itu hanya sebagai orang suruhan, atau orang iseng yang ingin menakut-nakuti saya," kata Ade Daud saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis. Dia mengatakan, ada sejumlah kekeliruan penulisan ejaan pada surat yang di alamatkan ke Komisi DPR RI itu, diantaranya adalah ejaan nama tujuan pada sampul surat tertulis Ade Daut Nasution bukan Ade Daud Nasution. "Yang lebih parah lagi dalam surat tersebut saya disebut anggota DPR RI dari Fraksi Partai Bulan Bintang (PBB), padahal saya kan dari Fraksi Partai Bulan Reformasi (PBR)," tuturnya. Dia menambahkan, untuk sementara ini semua barang bukti termasuk surat yang pada sampulnya tercantum secara jelas nama dan alamat pengirim surat yang beralamat di Perumahan Depok. "Nama pengirim surat yang tiba di ruang dewan beberapa hari lalu itu tidak saya kenal. Entah yang tertulis itu nama beneran atau nama fiktif, hingga sekarang masih dalam proses penyelidikan oleh pihak berwenang," katanya. Ditanya apakah surat ancaman itu ada kaitannya dengan insiden pemukulan atas dirinya di Gedung DPR seusai mengikuti rapat internal Komisi I yang membahas masalah uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI Kamis (2/2) lalu, dia menjawab kemungkinan memang ada kaitannya. "Namun sejauh ini saya belum bisa menyatakan secara tegas bahwa ada keterkaitan antara surat ancaman itu dengan insiden pemukulan di Gedung DPR beberapa waktu lalu, sebab semua masih dalam proses penyelidikan," ujarnya. Dia menegaskan, bahwa apa pun bentuk teror dan kekerasan yang ditujukan kepada dia dan keluarga, tidak akan membuat anggota dewan yang dikenal vokal itu takut. "Selama ini apa yang saya katakan adalah untuk menyerukan kepentingan rakyat. Kalau ada yang tak puas atau merasa terganggu karena pernyataan saya, mereka bisa mengadukan masalahnya kepada Badan Kehormatan (BK) DPR, jangan main teror seperti itu," katanya. Ketua DPR Agung Laksono juga mendesak Polri agar mengusut tuntas kasus pemukulan terhadap anggota DPR tersebut. Ade Daud Nasution, Kamis siang (2/2), menjadi korban pemukulan oleh tiga anggota Pemuda Panca Marga yang datang ke Gedung DPR setelah mengikuti rapat internal Komisi I yang membahas masalah uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI. Tiga tersangka tersebut menunggu kedatangan Ade Daud di depan eskalator dan sebelum memukul mereka lebih dahulu melontarkan makian sambil mendesak Ade agar menjelaskan istilah "Kasan" yang diucapkan Ade dalam sidang itu. Sidang yang berlangsung hingga larut malam itu digelar untuk acara uji kelayakan dan kepantasan Marsekal Djoko Suyanto sebagai Panglima TNI di Komisi I DPR, Rabu (1/2) lalu. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006