masyarakat jangan buru-buru mengungkapkan sesuatu di muka publik atau mengunggah di medsos

Jayapura (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua mengajak pengguna media sosial dan masyarakat umum secara bersama-sama melawan ujaran kebencian karena konten tersebut bisa mempengaruhi kehidupan di Bumi Cenderawasih.


Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua Jery Yudianto di Jayapura, Selasa, mengatakan tren ujaran kebencian di kalangan pengguna media sosial kini cenderung meningkat seiring dengan kian dekatnya Pemilu 2024.

“Untuk itu masyarakat jangan buru-buru mengungkapkan sesuatu di muka publik atau mengunggah di medsos, yang berpotensi mengandung ujaran kebencian,” katanya.

Menurut Jery, ujaran kebencian di Papua mulai mengalami peningkatan juga karena makin banyak orang yang mengakses internet dan menggunakan media sosial.

"Ada dua yang tidak bisa dipisahkan, yakni konteks politik serta jelang Pemilu 2024," ujarnya.

Dia menjelaskan kontestasi politik yang sedang terjadi seharusnya tidak perlu dibawa ke ranah kehidupan pribadi atau kelompok.


“Kalau mengenai politik itu, setiap 5 tahun pasti ada pergantian sehingga tidak usah terlalu dibawa ke kehidupan pribadi,” ujarnya.

Selain pengaruh politik, menurut dia, ujaran kebencian juga dilatarbelakangi kurangnya literasi dan minim penegakan hukum karena korban tidak melapor ke pihak berwajib.

“Literasi ini penting. Ketika melihat gambar atau foto atau video di medsos, saring dulu sebelum disebarkan sehingga tidak memantik reaksi dari individu atau kelompok mengungkapkan kata-kata tidak sepantasnya,” ujarnya

Baca juga: Din Syamsuddin sebut ujaran kebencian lahir dari rasa ketakutan

Baca juga: BNPT imbau masyarakat hindari narasi agama yang mengandung kebencian

Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022