Terlepas dari perhatian baru yang diberikan oleh Gedung Putih dan Kongres, masalah tersebut "jauh lebih besar daripada yang dilaporkan sebelumnya," kata surat kabar Rome News-Tribune, mengutip penyelidikan oleh Kaiser Health News (KHN) dan National Public Radio (NPR).
"Itu karena sebagian besar utang yang ditanggung para pasien disembunyikan sebagai saldo kartu kredit, pinjaman dari keluarga, atau program cicilan pembayaran ke rumah sakit dan penyedia layanan medis lainnya," katanya.
"Gambarannya suram. Dalam lima tahun terakhir, lebih dari setengah orang dewasa AS melaporkan bahwa mereka berutang karena tagihan medis atau perawatan gigi," kata laporan itu.
Sementara itu, seperempat orang dewasa yang memiliki utang perawatan kesehatan berutang lebih dari 5.000 dolar AS (1 dolar AS = Rp14.836), dan sekitar satu dari lima orang dewasa yang berutang untuk perawatan kesehatan mengatakan mereka tidak berharap akan dapat melunasinya.
"Utang bukan lagi sekadar 'bug' di sistem kita. Ini adalah salah satu produk utama," kata Rishi Manchanda, yang bekerja dengan pasien-pasien berpenghasilan rendah di California selama lebih dari satu dekade dan menjadi anggota dewan di lembaga nirlaba RIP Medical Debt.
"Kita memiliki sebuah sistem perawatan kesehatan yang dirancang hampir sempurna untuk menciptakan utang."
Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022