Sepertinya untuk rupiah masih akan mengalami tekanan dari sentimen kenaikan suku bunga The FedJakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi menguat dibayangi sentimen kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
Rupiah bergerak menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.826 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.836 per dolar AS.
"Sepertinya untuk rupiah masih akan mengalami tekanan dari sentimen kenaikan suku bunga The Fed," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Menurut Revandra, walaupun ada peluang penguatan, tetapi rupiah kemungkinan masih sulit untuk kembali ke level awal pekan lalu.
Apalagi, bank sentral masih berencana untuk cukup agresif dalam menaikkan tingkat suku bunga.
Indeks dolar juga meskipun mengalami pelemahan, tetapi masih berada di level yang cukup tinggi.
"Tanpa adanya perubahan kebijakan moneter Indonesia, tampaknya rupiah masih akan sulit untuk mengalami penguatan signifikan," ujar Revandra.
Revandra memperkirakan Selasa (21/6) ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.790 per dolar AS hingga Rp14.880 per dolar AS.
Pada Senin (20/6), rupiah ditutup melemah 11 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.836 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.825 per dolar AS.
Baca juga: China tahan suku bunga pinjaman acuan tidak berubah sesuai perkiraan
Baca juga: Mencermati dampak kenaikan suku bunga Fed ke Indonesia
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022