"Kita tidak bisa menutup mata dari permohonan rakyat Palestina menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Disaat yang sama mari kita berikan dukungan pada negara Palestina, melalui pembangunan kapasitas," kata Presiden saat menyampaikan pidato dalam pembukaan sesi ketujuh konferensi parlemen negara-negara anggota organisasi negara Islam (OKI) di Palembang, Senin.
Pada bagian lain pidatonya, Presiden juga mengharapkan permasalahan yang tengah menghangat di Selat Hormuz diharapkan dapat diselesaikan dengan baik dan mengedepankan dialog.
"Di Selat Hormuz saya percaya semua negara memiliki kekhawatiran atas wilayah itu. Peningkatan harga minyak akan mengancam fondasi ekonomi kita. Kita harus temukan inovasi untuk masalah dan menyelesaikan masalah ini secara damai melalui dialog dan negosiasi," kata Presiden.
Presiden juga memberikan apresiasi atas langkah-langkah yang telah dilakukan organisasi tersebut sejak berdiri pada 1999 untuk meningkatkan kerja sama di kalangan negara-negara Islam.
Agenda peningkatan peran perempuan dengan diselenggarakannya pertemuan anggota parlemen perempuan juga diapresiasi oleh Presiden disamping membahas sejumlah isu lainnya.
"Kita harus perkuat peran perempuan dan masyarakat, saya sambut baik penyelenggaraan konferensi pertama parlemen perempuan. Kita juga harus perkuat perlindungan pekerja migran. Saya memuji inisiatif delegasi Indonesia untuk draft resolusi mengenai hak pekerjaan migran dan keluarganya," kata Presiden
Presiden menambahkan, "akhirnya di masa dimana nilai demokrasi semakin banyak diperdengarkan kebijakan anda untuk mendengarkan aspirasi rakyat akan monumental, bukan hanya membuat kebijakan dan legislasi tetapi menolong muslim untuk atasi permasalahan. Mereka memiliki kepentingan untuk pelaksanaan diskusi dalam konferensi ini, harapan saya pembahasan ini bisa bermanfaat."
Ketua DPR RI Marzuki Alie terpilih memimpin organisasi kerja sama parlemen negara-negara anggota organisasi negara Islam tersebut periode 2012-2013.
"Perkembangan situasi merupakan tantangan baru yang harus diselesaikan dan disikapi bersama, saya mengapresiasi kerja sama ini dan fokus pada realita dan permasalahan yang ada," katanya.
Presiden Yudhoyono didampingi Menlu Marty Natalegawa, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Koordinator Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi dan Seskab Dipo Alam.
Pada Senin malam, Kepala Negara dijadwalkan menghadiri jamuan makan malam peserta konferensi tersebut sekaligus meresmikan Al Quran Akbar ukiran kayu khas Palembang.
(P008/R010)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012