Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur menyatakan kondisi objek cagar budaya Jembatan Kereta Terowongan Tiga Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, memprihatinkan dan terbengkalai.
Kepala Seksi Perlindungan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur, Iyan Iskandar mengatakan, pihaknya menemukan banyak sampah saat meninjau aliran kali di terowongan jembatan tersebut.
Baca juga: DKI kemarin, Ketua DPRD DKI hingga Pasar Baru jadi cagar budaya
"Terkait sampah di jembatan terowongan yang merusak, pohon liar yang tumbuh dan merusak jembatan serta retakan di bagian bawah jembatan tiga, kami sudah menyampaikan surat satu minggu lalu ke PT KAI (Persero) di Bandung sebagai pemilik," kata Iyan Iskandar di Jakarta, Senin.
Iyan menuturkan lokasi cagar budaya Jembatan Kereta Terowongan Tiga juga berada dekat dengan lokalisasi Gunung Antang yang dikenal sebagai tempat prostitusi dan perjudian.
Bahkan deretan bangunan berupa gubuk liar semi permanen berdiri di atas jembatan yang dibangun pada tahun 1917 tersebut.
"Ya betul, lokasi cagar budaya tidak boleh di lingkungannya ada tempat prostitusi," ujar Iyan.
Baca juga: DKI tetapkan Pasar Baru dan Taman Proklamasi sebagai cagar budaya
Dia mengatakan keberadaan objek cagar budaya patut dihargai karena peninggalan bersejarah yang bernilai tinggi.
"Karena jembatan tersebut memiliki nilai sejarah yang harus kita hormati dan hargai," tutur Iyan.
Jembatan Kereta Terowongan Tiga telah ditetapkan sebagai objek cagar budaya melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1498 Tahun 2021.
Jembatan tersebut telah berusia kurang lebih 105 tahun dengan panjang kurang lebih enam meter, lebar kurang lebih tujuh meter.
Baca juga: Merawat sejarah dalam melanjutkan pembangunan MRT Jakarta
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022