kita kenang karena telah memberikan manfaat bagi sesama
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan pergantian puluhan nama jalan dan zona dengan nama tokoh Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta, Senin.
Anies menilai bahwa seluruh tokoh Betawi memiliki peran di masa lalu yang sangat berdampak bagi perjalanan kehidupan dan bisa dikenang untuk masyarakat Indonesia.
"Tokoh Betawi yang perannya di masa lalu telah berdampak kepada perjalanan kehidupan Jakarta dan Indonesia. Mereka adalah pribadi-pribadi yang kita kenang karena telah memberikan manfaat bagi sesama," kata Anies.
Anies mengatakan kalau di tanah Betawi semua orang dari seluruh Indonesia berkumpul, difasilitasi dan disambut hangat. Maka dari itu, tanah Betawi dianggap berkontribusi besar terhadap berbagai sektor.
Baca juga: Haji Bokir hingga Mpok Nori diabadikan sebagai nama jalan di Jaktim
Selain itu, tokoh-tokoh Betawi juga memiliki peran tak kalah penting dalam memberikan manfaat bagi sesama dengan memberikan kemajuan di tanah air selain Pahlawan Nasional.
Tujuan penggantian nama jalan menjadi nama tokoh Betawi ini adalah sebagai penanda bagi generasi baru untuk mengenang perjuangan para tokoh lintas waktu tersebut.
Sementara itu, terkait masalah administrasi, Anies bersama polisi dan Pemerintah Kota (Pemkot) DKI Jakarta akan bertahap memperbarui data sehingga bisa meminimalisir masalah yang akan terjadi.
"Insya Allah enggak ada masalah dan nanti di kependudukan Dukcapil jadi KTP, Kartu Keluarga dan lain-lain secara bertahap bisa langsung diperbaharui dengan nama yang baru sehingga tidak menimbulkan masalah bagi semuanya," katanya.
Baca juga: Usulan nama jalan tokoh Betawi dianggap kurang sosialisasi
Berikut ini nama jalan dan zona yang berganti menjadi nama-nama tokoh Betawi.
Baca juga: Pahlawan asal Aceh Laksamana Malahayati jadi nama jalan di Jakarta
Kemudian untuk zona dan gedung dengan nama tokoh Betawi sebagai berikut :
1. Kampung MH Thamrin (sebelumnya bernama Zona A)
2. Kampung KH. Noer Ali (sebelumnya bernama Zona Pengembangan)
3. Kampung Abdulrahman Saleh (sebelumnya bernama Zona B)
4. Kampung Ismail Marzuki (sebelumnya bernama Zona C)
5. Kampung Zona Embrio (sebelumnya bernama Zona Embrio)
6. Gedung Kisam Dji'un (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Timur).
7. Gedung H. Sa'aba Amsir (sebelumnya Gedung PPSB Jakarta Selatan)
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022