Pacitan (ANTARA News) - Belasan ribu metrik ton batubara yang dimuat kapal tongkang ATK 3702 dilaporkan mulai terbakar dan mengeluarkan asap tebal, setelah hampir tiga hari berlindung di Teluk Pacitan, Jawa Timur, Minggu.
Keterangan yang disampaikan Pjs Kasatpolair Pacitan, Bripka Hendro Wibowo, terbakarnya sumber energi yang berasal dari batuan fosil tersebut telah terjadi sejak Sabtu (28/1) akibat kepanasan.
"Mungkin karena terlalu lama labuh jangkar di situ (teluk) sehingga batubara kepanasan dan terjadilah kebakaran," ujarnya.
Tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan pada kapal tersebut.
Namun seiring kian tebalnya asap yang keluar dari tengah muatan batubara, dikhawatirkan proses pemanasan semakin meluas dan parah. Apalagi, pihak Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan sejauh ini tidak bisa berbuat banyak dalam melakukan upaya pemadaman.
"Di sini tidak ada kapal pemadam. Kami tidak berani melakukan pemadaman menggunakan air laut karena reaksinya dengan batubara justru hanya akan mempermudah proses pembakaran, harus pakai air tawar," terangnya.
Hendro mengatakan, untuk mengevakuasi tongkang yang terdampar tersebut pihak perusahaan pemilik kapal berencana mengirim sebuah kapal tugboat untuk menggantikan kapal penarik sebelumnya yang mengalami kerusakan.
Hanya saja, kata Hendro, pihaknya belum dapat memastikan kapan kapal susulan akan sampai di perairan Kabupaten Pacitan. Ia mengungkapkan rusaknya tug boat KSA 08 terjadi setelah jangkar yang digunakan larat tak mampu menahan kencangnya hempasan ombak dan gelombang.
Akibatnya, tali "cross" yang menarik tongkang masuk dan membelit bagian baling-baling. Praktis, hal itu membuat kapal tak mampu bergerak.
"Kami dan para nelayan tadi sempat membantu evakuasi tug boat sebelum akhirnya bisa ditarik dan sekarang berlabuh di Pelabuhan Tamperan untuk perbaikan," kata Hendro.
Tugboat KSA 08 sendiri berangkat dari Kalimantan Timur sejak tanggal 1Januari lalu. Namun karena cuaca buruk di sepanjang jalur pelayaran menuju PLTU Cilacap, Jawa Tengah, kapal kemudian berlindung.
Peristiwa terbakarnya batu bara semacam ini memang bukan baru sekali ini terjadi. Pada tahun 2009 lalu, tugboat ini juga terdampar di perairan Kabupaten Pacitan.
Saat itu, kapal terpaksa merapat karena buruknya cuaca di tengah laut. Saat itu muatan batubara sebanyak 1.000 metrik ton juga terbakar setelah tongkang yang ditariknya terdampar.
Belum diketahui apakah terbakarnya batu bara ini dapat mempengaruhi stok bahan bakar untuk PLTU Cilacap. (SAS/A040)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012
silahkan menggunakan produk F-500 yang bisa memadamkan api batubara dengan cepat...
hubungi kami PT. Hazard Kontrol Indonesia
tlpn. 021-4529020
fax. 021-4528192
Hp 08124083838
email: arthur@f-500.co.id
web: www.f-500.co.id