London (ANTARA News/AFP) - Mark Hughes mendukung penuh dihapusnya ritual jabat tangan sebelum pertandingan, setelah tradisi tersebut tidak dilaksanakan saat Chelsea mengalahkan Queens Park Rangers di ajang Piala FA.

Keputusan untuk meniadakan prosedur tersebut diambil oleh Football Association (FA), menyusul spekulasi ketegangan antara Anton Ferdinand dan John Terry di Loftus Road.

Kedua pemain tersebut bertemu untuk pertama kalinya sejak pertandingan Liga Utama antara kedua klub, ketika Terry dituduh melakukan pelecehan rasial terhadap bek QPR, tuduhan yang dibantah oleh sang kapten Si Biru.

Kasus Terry akan diperdengarkan di pengadilan pada Selasa, dan tensi yang memuncak seputar pertandingan itu - di mana Ferdinand mendapat kiriman selonsong peluru pada beberapa hari menjelang pertandingan - membuat tindakan tersebut diambil untuk menghindarkan konfrontasi antara kedua pemain.

Hughes, yang merupakan manajer QPR, menyambut baik keputusan tersebut dan mengakui kalau klubnya telah meminta pada FA untuk mengganti prosedur, setelah para pengurus dan pemain melakukan pertemuan pada Jumat malam.

"Itu adalah keputusan yang tepat," ucapnya. "Terdapat begitu banyak tensi pada masa-masa ini, yang membayangi masalah: pertandingan Piala FA."

"Fakta bahwa kami meminta persamaan adalah hal yang benar untuk dilakukan. Terdapat diskusi kemarin (Jumat). Kami melakukan pertemuan dengan manajemen dan para pemain kemarin malam. Chelsea memiliki pandangan mereka sendiri, dan kami semua datang dengan keputusan yang sama."

Hughes mengonfirmasi bahwa beberapa pemainnya merasa cemas untuk mendukung Ferdinand jika sang pemain bertahan memilih untuk tidak menyambut jabat tangan Terry.

"Itu dapat menjadi masalah," tambah sang manajer. "Para pemain harus membuat keputusannya sendiri. Anton adalah pria yang membuat keputusannya sendiri, apakah dirinya ingin bersalaman dengan JT."

"Tentu saja, dengan grup yang saya miliki, mereka ingin mendukung rekan setim mereka dengan baik. Maka ini adalah persamaannya."

"Mengapa berjabat tangan jika mereka tidak melakukannya dengan integritas? Jika mereka tidak benar, mengapa mereka semua melakukannya? Mereka merasa jengkel."

"Saya tidak tahu siapa yang memimpikan hal ini, atau mengapa orang-orang berpikir bahwa ini adalah hal penting sehingga orang-orang melakukannya. Mengapa tidak melakukannya seperti di masa lalu?"

Baik Ferdinand maupun Terry bermain sejak awal pertandingan, yang dimenangi oleh Chelsea melalui eksekusi penalti Juan Mata di babak kedua, yang memastikan tempat Si Biru di putaran kelima.

Hughes mengonfirmasi kalau Ferdinand mendapat bingkisan misterius.

"Ia dikirimi surat dengan sebuah selonsong peluru di dalamnya. Kami langsung melapor ke polisi dan menyerahkan urusan ini pada mereka."

"Ada sebuah surat juga. Saya tidak akan membocorkan isinya. Kami prihatin dengan isi surat itu. Itu tidak baik."

Andre Villas-Boas juga mendukung keputusan untuk meniadakan jabat tangan pra pertandingan dan menghindari potensi masalah.

"Itu adalah keputusan yang bijaksana, sekaligus membuyarkan harapan mengenai apa yang dapat terjadi pada jabat tangan," kata manajer Chelsea.

Villas-Boas meyakini penampilan Terry memperlihatkan kemampuan sang pemain untuk mempertahankan level performanya meski mendapat gangguan di luar lapangan.

"Sejak kami bermain melawan Aston Villa, kami mengorganisir diri kami sendiri sedikit lebih baik di pertahanan, tidak kemasukan banyak gol. Itu membayar kembali (kesalahan) kami. Kami terlihat semakin solid. Secara pribadi, dari John, itu adalah penampilan istimewa."

"Sangat terfokus. Ia mengatur kejadian-kejadian di luar lapangan utnuk keluar dari benaknya dan berkonsentrasi penuh pada pertandingan."

Malam Chelsea dirusak oleh cedera yang diderita Ramires, dan membuat gelandang Brazil tersebut harus ditarik keluar lapangan, namun Villas-Boas berharap cedera itu tidak separah yang dikhawatirkan.

"Itu terlihat seperti cedera pergelangan kaki medial," tuturnya.

"Tidak begitu buruk untuk sebuah cedera lutut. Kami akan melakukan MRI besok dan kami kemudian akan tahu seberapa parah (cederanya), namun mudah-mudahan ia dapat menghindari operasi."
(H-RF/I015)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012