kita dorong agar PMI kita pakai jalur resmiMataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah menyatakan keprihatinannya atas musibah kecelakaan kapal yang menimpa pekerja migran Indonesia (PMI) yang sebagian besar penumpangnya adalah warga Lombok.
"Tentu kita sangat prihatin dengan adanya musibah kapal tenggelam yang menyebabkan korban jiwa dari TKI kita," kata Gubernur Zulkieflimansyah di Mataram, Senin.
Menurut dia, sejauh ini Pemprov NTB sudah melakukan upaya optimal, agar masyarakat yang hendak bekerja di luar negeri, melalui jalur yang resmi sehingga bisa terjamin keamanan dan keselamatan kerja.
"Sudah banyak upaya dari kami agar para PMI menggunakan jalur yang formal dan legal agar kesehatan dan keselamatannya lebih terjamin," ujarnya.
Baca juga: Polisi bantu pendataan PMI Ilegal NTB korban kecelakaan kapal di Batam
Baca juga: Kapal pengangkut 30 PMI ilegal kecelakaan di Batam
Gubernur berharap, musibah yang terjadi bisa menjadi pembelajaran berharga ke depan.
"Mudah-mudahan dengan adanya berbagai musibah ini, kita semakin sadar untuk lebih baik menggunakan jalur yang resmi dan legal. Kita dorong agar PMI kita pakai jalur resmi," katanya.
Diketahui, kapal pengangkut 30 PMI ilegal dan 23 di antaranya berasal dari NTB dengan tujuan Malaysia mengalami kecelakaan di perairan laut Pulau Putri Batam, Kepulauan Riau, Kamis (16/6), sekitar pukul 19.30 WIB.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk melindungi dan menangani keselamatan warga NTB dalam musibah tersebut.
Informasi yang diterima Disnakertrans NTB menyebutkan bahwa hari Kamis, 16 Juni 2022 sekitar pukul 19.30 WIB di sekitar perairan Pulau Putri Batam telah terjadi kecelakaan kapal cepat.
Baca juga: Lima pekerja migran Lombok Timur meninggal kecelakaan laut di Malaysia
Gubernur berharap, musibah yang terjadi bisa menjadi pembelajaran berharga ke depan.
"Mudah-mudahan dengan adanya berbagai musibah ini, kita semakin sadar untuk lebih baik menggunakan jalur yang resmi dan legal. Kita dorong agar PMI kita pakai jalur resmi," katanya.
Diketahui, kapal pengangkut 30 PMI ilegal dan 23 di antaranya berasal dari NTB dengan tujuan Malaysia mengalami kecelakaan di perairan laut Pulau Putri Batam, Kepulauan Riau, Kamis (16/6), sekitar pukul 19.30 WIB.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk melindungi dan menangani keselamatan warga NTB dalam musibah tersebut.
Informasi yang diterima Disnakertrans NTB menyebutkan bahwa hari Kamis, 16 Juni 2022 sekitar pukul 19.30 WIB di sekitar perairan Pulau Putri Batam telah terjadi kecelakaan kapal cepat.
Baca juga: Lima pekerja migran Lombok Timur meninggal kecelakaan laut di Malaysia
Baca juga: Polda NTB gagalkan pengiriman 60 pekerja migran tujuan Polandia
Adapun data sementara PMI asal Provinsi NTB yang berhasil diselamatkan antara lain enam orang dari Lombok Timur, lima orang dari Lombok Tengah, dua orang dari Lombok Barat.
Aryadi mengatakan, dari 23 TKI yang selamat satu diantaranya perempuan. Sementara satu TKI bernama Amat, terpaksa dilarikan ke RS Budi Kemuliaan, Kota Batam untuk dirawat intensif, lantaran sempat tenggelam dan kebanyakan minum air laut.
"Untuk sementara unsur SAR masih melaksanakan pencarian di lokasi kejadian dan dilaksanakan pendalaman," katanya.
Aryadi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan menginformasikan kembali terkait perkembangan penanganan insiden kapal tenggelam di perairan Batam tersebut.
"Kami telah mendapat arahan dari Gubernur dan Wagub NTB, untuk memprioritaskan dulu keselamatan dan pemulihan korban setelah musibah tersebut," katanya.
Baca juga: Disnakertrans: Angka kasus PMI ilegal di NTB menurun
Adapun data sementara PMI asal Provinsi NTB yang berhasil diselamatkan antara lain enam orang dari Lombok Timur, lima orang dari Lombok Tengah, dua orang dari Lombok Barat.
Aryadi mengatakan, dari 23 TKI yang selamat satu diantaranya perempuan. Sementara satu TKI bernama Amat, terpaksa dilarikan ke RS Budi Kemuliaan, Kota Batam untuk dirawat intensif, lantaran sempat tenggelam dan kebanyakan minum air laut.
"Untuk sementara unsur SAR masih melaksanakan pencarian di lokasi kejadian dan dilaksanakan pendalaman," katanya.
Aryadi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan menginformasikan kembali terkait perkembangan penanganan insiden kapal tenggelam di perairan Batam tersebut.
"Kami telah mendapat arahan dari Gubernur dan Wagub NTB, untuk memprioritaskan dulu keselamatan dan pemulihan korban setelah musibah tersebut," katanya.
Baca juga: Disnakertrans: Angka kasus PMI ilegal di NTB menurun
Baca juga: Disnakertrans NTB nyatakan pengiriman PMI ke Malaysia masih ditutup
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022