Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP Indonesia), Sutiyoso menyatakan, target utama partainya untuk saat ini adalah lolos sebagai peserta Pemilu 2014.
"Target itu kami dulu, lolos sebagai partai politik peserta Pemilu 2014, belum ke arah mencalonkan diri sebagai salah satu calon presiden atau wakil presiden," katanya menjawab pers di sela-sela Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) VII dan HUT PKP Indonesia ke-13 di Jakarta, Minggu.
Menurut Bang Yos, panggilan akrab mantan Gubernur DKI Jakarta ini, pihaknya tidak menargetkan hal lain, selain sasaran antara yang paling utama itu sehingga fokus partai sangat jelas.
"Yang pertama lolos dulu pada April tahun ini. Jadi, kalau itu saja belum tercapai, saya tak mau ngomong lagi lebih jauh dari itu," katanya.
Bang Yos juga menekankan bahwa pihaknya harus optimistis lolos dan memang sejak partai itu dipimpin oleh dirinya, geliat kader dan anggota partai ini di Indonesia menggeliat.
"Jadi, prinsipnya, jika peraturan untuk lolos itu menetapkan, 100, 75 dan 50 maka target saya adalah 100, 100 dan 100 sehingga jika ada kekurangan sedikit, pasti lolos," katanya.
Setelah itu, pihaknya akan berhitung untuk mencapai target masuk di Senayan.
Menyinggung sebuah hasil survei yang menyatakan bahwa dirinya dikenal oleh lebih dari 50 persen rakyat Indonesia, Sutiyoso juga membenarkan hal itu. "Ini bisa jadi modal, tetapi itu semua nanti masih tergantung kendaraan politik," katanya.
Sementara untuk survei dengan pertanyaan apakah rakyat Indonesia mengenal Sutiyoso, dia mengatakan, hasil survei itu menyebutkan hampir 90 persen dengan jawaban dikenal sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Namun untuk pertanyaan apakah rakyat Indonesia mengenal PKP Indonesia, dia mengatakan, hasilnya baru 10 persen.
Ketua Bidang Legislator DPN PKP Indonesia, Ashary Ail Agus mengatakan, partainya hanya dikenal tidak lebih dari 10 persen oleh rakyat Indonesia adalah hal yang wajar karena memang selama ini, pihaknya belum melakukan upaya optimal untuk mengenalkan partai seperti beriklan di media massa, melakukan safari kerja di masyarakat secara total dan lainnya.
"Ini tugas bersama seluruh kader dan melalui Muspimnas VII ini, berbagai strategi dan evaluasi partai akan dilakukan," katanya.
Bagi pengamat politik Eep Saifullah Fatah, PKP Indonesia tren perolehan suara pada tiga pemilu terakhir menurun, yakni pada 1999 sebesar 1,1 persen, kemudian pada 2009 tak banyak berubah hanya 1,26 persen dan pada 2009 malah turun menjadi 0,9 persen.
"Untuk mendongkrak PKP Indonesia harus beda dengan kebanyakan partai besar yang ada. Jika mereka sudah dikenal sebagai partai borjuis, liberal, silau, maka PKP Indonesia harus tampil beda, misalnya, berani tidak bermain politik uang dan upaya pencitraan lainnya yang benar-benar beda," katanya.
(T.E008/S023)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012