Tokyo (ANTARA) - Yen mendekam di dekat level terendah 24 tahun terhadap dolar AS pada Senin sore, setelah bank sentral Jepang (BOJ) pekan lalu memperbarui komitmennya terhadap kebijakan ultra-longgar dan melawan tren di antara rekan-rekan bank sentral global untuk dengan cepat menaikkan suku bunga.

Pada saat yang sama, greenback melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya karena investor terus menilai risiko terhadap ekonomi dari kebijakan moneter yang lebih ketat menyusul kenaikan suku bunga terbesar Federal Reserve dalam seperempat abad.

Euro naik meskipun Presiden Prancis Emmanuel Macron kehilangan mayoritas mutlak dalam pemilihan parlemen negara itu selama akhir pekan.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap yen, euro dan empat mata uang utama lainnya, turun 0,28 persen menjadi 104,40, setelah mencapai tertinggi dua dekade di 105,79 pertengahan pekan lalu.

Greenback sebagian besar datar di 134,87 yen, dan pada awalnya mencapai 135,44, dekat dengan puncak Rabu (15/6/2022) di 135,60, level tertinggi sejak Oktober 1998.

BOJ pada Jumat (17/6/2022) melawan gelombang pengetatan yang mencakup Fed, bank sentral Inggris dan bahkan kejutan kenaikan setengah poin dari bank sentral Swiss. BOJ juga menolak serangan dari spekulan pasar obligasi yang menguji komitmen otoritas moneter pada kisaran toleransi 25 basis poin di sekitar target nol persen untuk imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10-tahun.

Sebaliknya, The Fed menaikkan suku bunga 75 basis poin pada pertengahan minggu dengan menyatakan dalam laporan kebijakan moneter dua kali setahun kepada Kongres pada Jumat (17/6/2022) komitmen "tanpa syarat" untuk memerangi inflasi, meskipun risiko resesi meningkat.

Ketua Fed Jerome Powell akan bersaksi di depan Senat dan DPR pada Rabu (22/6/2022) dan Kamis (23/6/2022).

Penurunan dolar sebagian besar didorong oleh perdagangan tipis karena hari libur umum di AS pada Senin, kata Osamu Takashima, kepala strategi valas G10 di Citigroup Global Markets Japan.

"Pasar masih khawatir tentang pengetatan moneter agresif oleh The Fed, yang membuat imbal hasil AS meningkat, mendorong dolar," katanya. "The Fed akan memperketat kebijakan lebih cepat."

Takashima memperkirakan bahwa tingkat 140 yen per dolar dimungkinkan selama 2-3 bulan ke depan jika imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang AS naik menjadi sekitar 3,75 persen dari 3,23 persen saat ini.

Euro menguat 0,37 persen menjadi 1,0528 dolar, tetapi tetap dalam kisaran baru-baru ini. Presiden Prancis Macron kehilangan kendali atas Majelis Nasional dalam pemilihan legislatif pada Minggu (19/6/2022) ketika partai-partai populis membuat kemenangan besar - sebuah kemunduran besar yang dapat membuat negara itu lumpuh secara politik.

Dolar kehilangan 0,35 persen menjadi 0,96605 franc Swiss, sementara sterling naik 0,11 persen menjadi 1,22325 dolar. Dolar Australia menguat 0,4 persen menjadi 0,69635 dolar.

Mata uang kripto terkemuka bitcoin tetap lebih lemah, merosot 2,49 persen menjadi 20.041,30 dolar AS, menuju ke level terendah minggu lalu di 17.592,78 dolar AS, level yang tidak terlihat sejak akhir 2020.

Baca juga: Yen tertekan dekat terendah 24 tahun setelah BOJ lawan tren pengetatan
Baca juga: Dolar turun dari tertinggi 2 dekade, usai The Fed naikkan bunga 75 bps
Baca juga: Yen jatuh 1,9 persen setelah BOJ pertahankan stimulus, franc naik lagi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022