Banjarnegara, Jawa Tengah (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu sore menyerahkan secara langsung dana Rp500 juta untuk membantu pembangunan pemukiman kembali bagi para korban longsor 4 Januari 2006 di kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Bantuan berupa uang tunai itu diserahkan Presiden di desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu yang diterima melalui Gubernur Jateng Mardiyanto. Tidak hanya presiden, ibu negara Ani Yudhoyono juga menyerahkan bantuan sembako kepada korban bencana longsor yang secara simbolis diserahkannya kepada empat keluarga sebagai perwakilan para korban. Bencana longsor yang terjadi di Gunung Rajawetan, Desa Sijeruk pada 4 Januari lalu menewaskan 75 orang warga desa, sementara 694 warga lainnya terpaksa diungsikan dari wilayah pemukiman mereka. Presiden pada kunjungan di Desa Sijeruk itu meletakkan batu pertama pembangunan kembali permukiman bagi para korban longsor di daerah Gunung Galuhrata Desa Sijeruk. Usai peletakan batu pertama, Yudhoyono dan rombongan meninjau lokasi bencana di Gunung Rajawetan. Presiden dan ibu negara yang biasanya melakukan perjalanan darat mengendarai sedan Mercedes, kali ini menggunakan mobil berbeda. Presiden yang didampingi Gubernur Jateng Mardiyanto tiba di Desa Sijeruk dengan mobil BMW X5, sementara Ani yang didampingi Effi Mardiyanto tiba mengggunakan Nissan Extrail.Dalam sambutannya di depan masyarakat Sijeruk, Presiden mengingatkan pentingnya mereka untuk mengambil hikmah dari setiap bencana yang terjadi. Menurut Yudhoyono, bencana alam yang terjadi baik di Indonesia maupun di berbagai negara harus menjadi alat untuk semakin giat berdoa bersyukur, tawakal dan melakukan berbagai hal dengan lebih baik. "Itu (bencana alam--red) bukan azab dari Allah SWT, dari segi tuntunan agama itu adalah, cobaan, ujian," katanya. Bencana, katanya, terutama juga harus dipakai sebagai lahan untuk melakukan introspeksi diri terhadap apa yang terjadi di lingkungannya. "Kalau bencana itu terjadi karena lingkunganya rusak, penggundulan hutan, kita harus introspeksi, lingkungan harus dijaga, dirawat," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006