Bersama dengan unggas itu, WG langsung mengalami gejala awal penyakit flu burung, yakni panas demam tinggi yang disertai dengan flu.

Palangka Raya (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) memalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kalteng rencanakan blokir daerah pasien suspek flu burung asal Sukamandang, Kecamatan Rantau Pulut, Kabupeten Seruyan.

"Kita akan memblokir lokasi dimana pasien suspek flu burung pernah melakukan kontak dengan unggas yang mati itu," kata Kepala Dispertanak Kalteng Tute Lelo, di Palangka Raya, Sabtu.

Menurutnya, dengan melokalisir tempat-tempat yang dikunjungi pasien berinisial WG (40) suspek flu burung tersebut, diharapkan dapat mencegah penyebaran virus avian influenza (AI), sehingga tidak menambah korban di wilayah setempat.

Selain itu, dijelaskannya, Dispertanak Kalteng sudah menurunkan tim yang berjumlah tiga orang untuk mencari tahu, apakah benar terjadi flu burung atau tidak di wilayah tersebut.

Sementara itu, Tute Lelo mengakui, bahwa sudah melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Distanak Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk memastikan kebenaran atas dugaan terjadinya penyebaran flu burung.

Untuk diketahui, sebelumnya pasien berinisial WG, warga asal Desa Sukamandang, Kecamatan Rantau Pulut, Kabupeten Seruyan diduga terjangkit virus flu burung, setelah melakukan kontak langsung dengan unggas yang mati.

"Bersama dengan unggas itu, WG langsung mengalami gejala awal penyakit flu burung, yakni panas demam tinggi yang disertai dengan flu," terangnya.

Akan tetapi untuk sementara, kondisi pasien suspek flu burung tersebut masih dalam perawatan intensif di ruang isolasi khusus Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Murdjani Sampit, Kabupaten Kotim.

Tambahnya, Dispertanak Kalteng masih belum mengetahui pasien suspek flu burung, apakah positif terjangkit atau negatif, karena masih dalam pengujian laboratorium.

Selain itu Tute membenarkan, jika kasus flu burung di Provinsi Kalteng memang ada. Pada tahun 2009 misalnya, ada warga diduga suspek flu burung, namun setelah dilakukan uji laboratorium ternyata negatif.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012