Jakarta, 28/1 (ANTARA) - Indonesia sebagai tuan rumah Coral Triangle Initiative-Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) optimis akan menyelesaikan pembangunan gedung sekretariat CTI center di Manado pada awal tahun 2013. Disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo hari ini (28/1) saat memberikan sambutan pada pembangunan gedung CTI Center di Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Pembangunan gedung CTI center merupakan salah satu realisasi dari kesepakatan enam kepala negara dalam pertemuan puncak untuk CTI-CFF (CTI Summit) di Manado pada medio 2009, yaitu pendirian sekretariat permanen CTI-CFF untuk memfasilitasi proses implementasi CTI-CFF yang sedang berjalan, ujarnya.
Lebih lanjut, Sharif kembali menegaskan bahwa industrialisasi kelautan dan perikanan menjadi penghela dari pembangunan kelautan dan perikanan nasional. "Kehadiran sekretariat regional CTI di Manado harus dimanfaatkan untuk kemajuan sektor kelautan dan perikanan nasional. Untuk itu, pemerintah daerah harus menjaga keberadaan gedung sekretariat CTI ini", sambung Sharif.
Dalam laporannya, Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Gellwynn Jusuf menuturkan bahwa pembangunan gedung sekretariat CTI center merupakan tindaklanjut dari hasil rekomendasi Senior Official Meeting kelima (SOM5) dan Ministrial Meeting kedua (MM2), di mana Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah lokasi Sekretariat Regional. Selanjutnya, Indonesia menetapkan Manado sebagai lokasi pembangunan gedung CTI center di lahan seluas 6.084 m2 terletak di Desa Kairagi Dua, Kecamatan Mapanget, Manado. "Pembangunan gedung CTI center menghabiskan anggaran sebesar Rp 47 miliar dengan pengerjaan selama 14 bulan", ujar Gellwynn.
Di samping menyediakan lahan untuk pembangunan gedung CTI center, Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara juga menyediakan lahan seluas 15.000 m2 diperuntukan untuk cadangan pembangunan sarana dan prasarana penunjangnya yang terletak kurang lebih 200 m dari lokasi gedung CTI center, sehingga total hibah lahan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara adalah seluas 21.084 m2. "Pembangunan gedung CTI center dimaksudkan untuk memberikan fasilitas penunjang demi kelancaran penyelengaraan tugas-tugas dan kegiatan kesekretariatan, pertemuan-pertemuan forum international serta pusat informasi yang terkait dengan Coral Triangle, sehingga lebih meningkatkan dan memfokuskan pelaksanaan kegiatan CTI sesegera mungkin", sambung Gellwynn.
Pembangunan gedung CTI center dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dengan diawasi konsultan pengawas oleh PT. Indah Karya (Persero) Tbk dan direncanakan oleh konsultan perencana PT Uni Tri Cipta memiliki 2 fungsi. Pertama, bangunan gedung bundar setinggi 5 lantai yang diperuntukan untuk pusat kegiatan kesekretariatan CTI-CFF dilengkapi dengan convention hall. Kedua, bangunan exhibition indoor setinggi 7 lantai akan diperuntukan untuk ruang aquarium, ruang perpustakaan, ruang pelatihan/training center, research center dan ruang pertemuan.
Selama masa transisi, Indonesia menyatakan kesiapan untuk penyediaan gedung dan dana operasional sekretariat selama 3 tahun pertama, sedangkan biaya penyelenggaraan pertemuan-pertemuan CTI ditanggung oleh negara tuan rumah. Sementara pengeluaran negara anggota terkait perjalanan menghadiri pertemuan-pertemuan CTI akan ditanggung masing-masing negara.
Pembangunan gedung sekretariat regional CTI diresmikan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono. Hingga saat ini, progres fisik pelaksanaan sampai dengan 24 Januari 2012 terhadap seluruh pekerjaan rencana sebesar 3,296 persen dengan realisasi sebesar 4 persen (+0,342). Sedangkan progres fisik terhadap pekerjaan pondasi konstruksi sarang laba-laba (KSLL) sebesar 60 persen.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP. 0811836967)
DATA DUKUNG:
1. Kawasan Coral Triangle (CT) meliputi perairan enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia (kawasan Sabah), Filipina, Timor-Leste, Papua Nugini (bagian Timur) dan Kepulauan Solomon. Kawasan tersebut membentang seluas hampir 6 juta kilometer persegi di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Dalam kawasan tersebut memiliki biodiversitas tinggi, lebih dari 500 spesies terumbu karang, 3.000 spesies ikan, dan hutan mangrove yang luar biasa luasnya. Bila ditarik garis mengelilingi wilayah laut ini, maka seolah-olah kawasan tersebut berbentuk segitiga sehingga kawasan ini disebut sebagai kawasan segitiga karang (Coral Triangle Region).
2. Indonesia melalui Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono telah memprakarsai pembentukan kerjasama multilateral dengan 5 negara, yaitu Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon untuk menjaga,memanfaatkan dan melindungi sumberdaya hayati laut di kawasan ini. Kerjasama tersebut dinamai Prakarsa Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan Pangan (Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security - CTI-CFF).
3. Prakarsa ini berisikan gagasan kerjasama antar negara-negara dalam pengelolaan lingkungan hidup dan mempertahankan kesinambungan sumberdaya hayati laut di kawasan “Segitiga Karang” yang mencakup enam negara. Kekayaan sumberdaya perikanan dan mahluk hidup lainnya di kawasan "Segitiga Karang" ini secara langsung menopang kehidupan bagi sekitar 120 juta orang dan memberikan manfaat untuk jutaan orang lainnya di seluruh dunia yang memiliki ketergantungan pada makanan laut sebagai sumber utama protein, pendapatan dan pekerjaan.
4. Puncak dari penggalangan dukungan terbentuknya kerjasama ini adalah tercapainya kesepakatan enam kepala negara dalam pertemuan puncak untuk CTI-CFF (CTI Summit) yang juga dihadiri oleh perwakilan negara-negara mitra dan berbagai lembaga multilateral dan swadaya masyarakat internasional di Manado pada bulan Mei 2009. Pemimpin 6 (enam) negara Segitiga Karang mendeklarasikan secara resmi terbentuknya Prakarsa Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan Pangan (CTI-CFF).
Pewarta: Adityawarman
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2012