Jakarta (ANTARA News) - Manajer Persikota Tangerang, Ahmad Dasuki, terancam hukuman berat jika terbukti telah melakukan pemukulan terhadap wartawan TV7, Nurcahyo, usai pertandingan Persikota melawan Persib Bandung di Stadion Benteng, Tangerang, akhir pekan lalu.
"Bila terbukti hukumannya berat, namun masih ada yang harus kami klarifikasi sebelum menentukan siapa yang bersalah dan hukuman yang akan dijatuhkan," kata Ketua Komisi Disiplin PSSI, Togar Manahan Nero usai persidangan yang salah satu agendanya membahas kasus pemukulan itu, di Jakarta, Rabu.
Togar enggan menyebutkan hukuman seberat apa yang akan dijatuhkan Komdis, tetapi berdasarkan Manual Liga Indonesia, hukuman maksimal bagi pelaku pemukulan adalah melarang mereka terlibat dalam kegiatan sepakbola di Indonesia selama dua tahun.
Menurut Togar, pihaknya masih menunggu keterangan saksi lain dan bukti rekaman video yang akan diajukan kedua belah pihak sehingga keputusan kasus tersebut baru ditetapkan Rabu pekan depan (15/3).
"Dari keterangan saksi yang kami peroleh hari ini, bukan Dasuki yang melakukan pemukulan. Nah, kebenaran itu yang akan kita lihat nanti dalam rekaman video dan keterangan saksi lain yang menyaksikan peristiwa tersebut. Kalau bukan Dasuki yang memukul maka kita cari siapa yang melakukannya karena pemukulan itu benar terjadi," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan memang Dasuki dan Nurcahyo telah saling memaafkan akan tetapi hal itu adalah urusan pribadi kedua belah pihak yang tidak menghapuskan proses hukum yang tengah dijalankan Komdis.
Anggota Komdis, Mahfudin Nigara, menegaskan Komdis sangat mencermati kasus tersebut karena telah mencederai hubungan antara sepakbola dengan media.
"Bahkan FIFA (federasi sepakbola dunia) mencantumkan dengan jelas bahwa media adalah partner utama sepakbola. Jadi kasus itu bukan hanya menyangkut Nurcahyo saja, tetapi media secara keseluruhan," jelas Mahfudin.
Sementara itu Sekjen PSSI Nugraha Besoes menyayangkan terjadinya peristiwa pemukulan tersebut.
"Itu menunjukkan bahwa orang yang melakukannya tidak punya etika. Kalau tidak suka dengan cara kerja wartawan, mereka bisa menegur dengan bijak. Bukan main hantam seperti itu," kata Nugraha.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006