Dana hibah tersebut digunakan untuk pendanaan proyek-proyek penelitian, program padat karya dan pembangunan kapasitas. Peran BKCF telah mendapat respons positif dari masyarakat di kawasan yang tercermin dari jumlah proposal hibah yang masuk....Jakarta (ANTARA) - Kerja Sub-Kawasan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) melakukan kerja sama dengan Korea Selatan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi dari dampak COVID-12.
Pada pertemuan virtual kedua yang dilakukan antara delegasi BIMP-EAGA dengan Republic of Korea Senior Officials Meeting (SOM), kedua pihak membahas komitmen pemerintah Korea untuk mendukung pembangunan kawasan dalam bentuk hibah pendanaan sebesar 4 juta dolar AS melalui mekanisme BIMP-EAGA and Republic of Korea Cooperation Fund (BKCF). "Dana hibah tersebut digunakan untuk pendanaan proyek-proyek penelitian, program padat karya dan pembangunan kapasitas. Peran BKCF telah mendapat respons positif dari masyarakat di kawasan, yang tercermin dari jumlah proposal hibah yang masuk. Untuk pendanaan termin pertama sebesar 1 juta dolar AS telah diterima 67 proposal dari seluruh negara anggota BIMP-EAGA," kata Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi yang memimpin Delegasi RI, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Sabtu.
Baca juga: Indef: RI perlu tingkatkan kerja sama diplomasi global atasi inflasi Selain itu, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Deputy Director General (Policy) Malaysia Zunika Binti Mohamed, Executive Director Mindanao Development Authority Filipina Janet Lopoz, Senior Special Duties Officer, Trade Division Brunei Darussalam Norhayati Haji Ismail, dan Director General for ASEAN and Southeast Asian Affairs Republic of Korea Eui-Hae Cecilia Chung.
“Kami mengapresiasi Pemerintah Korea dan mengharapkan dukungan tersebut dapat terus ditingkatkan serta diperluas untuk pengembangan industri electrical vehicle (EV), peningkatan lalu lintas logistik, peningkatan aktivitas ekonomi, serta pembangunan industri padat karya di subkawasan,” tutur Edi. Edi juga menyampaikan bahwa proyek BKCF perlu memperhatikan dan berkontribusi terhadap Visi BIMP-EAGA dan ASEAN 2025.
Dalam hal ini, seluruh pemangku kepentingan dapat berpartisipasi dan bersikap proaktif memanfaatkan BKCF pada bidang area prioritas kerja sama juga penting diperhatikan pengembangan sektor energi, khususnya dalam pengembangan energi terbarukan.
Baca juga: Wapres minta pelaku ekonomi syariah perkuat kerja sama internasional Pada akhir pertemuan, para Pejabat Tinggi masing-masing negara tersebut mendukung pendanaan termin kedua sebesar 3 juta dolar AS dan juga disepakati pentingnya transparansi dan akuntabilitas penyaluran dana dalam setiap proyek yang telah disetujui.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Edi sekaligus mengundang para Pejabat Tinggi BIMP-EAGA dan Republic of Korea untuk hadir pada rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri BIMP-EAGA yang akan diselenggarakan pada November 2022 di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022