Kupang (ANTARA News) - PT ASDP Fery Indonesia Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menutup sementara angkutan penyeberangan antardaerah di wilayah provinsi kepulauan tersebut hingga akhir Januari 2012 karena alasan cuaca.
"Semua lintasan pelayaran kita hentikan sementara karena alasan cuaca. Penyeberangan baru akan dibuka kembali pada akhir Januari mendatang," kata Manager Operasi PT ASDP Fery Indonesia (Persero) Cabang Kupang, Arnoldus Yansen di Kupang, Kamis.
Dia mengatakan, sesuai ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat, tinggi gelombang di perairan wilayah itu itu cenderung meningkat dalam beberapa hari terakhir ini.
Saat ini tinggi gelombang di laut kata dia, masih berkisar 3-4 meter, dengan kecepatan angin berkisar 15-20 kilometer per jam, yang sangat membahayakan pelayaran dan aktivitas di lautan.
Menurut dia, terkait cuaca buruk tersebut, pihak ASDP telah mengumpulkan seluruh nakhoda untuk diberi penjelasan mengenai penghentian pelayaran tersebut.
Selain itu, kata dia, selama penghentian pelayaran tersebut, semua kapal harus tetap berada di pelabuhan menunggu cuaca kembali normal.
Mengenia kerugian, dia mengatakan perusahan akan mengalami kerugian sekitar Rp700 juta. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari rata-rata pendapatan lima kapal yang dioperasikan ASDP sebesar Rp100 juta per hari.
"Tidak beroperasinya kapal, berarti ada satu mata rantai terputus yakni tidak adanya pelayanan kepada masyarakat," kata Arnoldus.
Kepala BMG El Tari Kupang, Syaiful Hadi yang dihubungi terpisah, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada PT ASDP dan nelayan untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang buruk dan telah menyebabkan gelombang tinggi.
Menurut dia, tinggi gelombang di perairan NTT berkisar antara 2-3 meter, namun khusus di perairan selatan NTT yakni Samudera Hindia, tinggi gelombang mencapai Lima meter.
Untuk Selat Sape dan perairan utara Flores tinggi gelombang berkisar 3-3,5 meter, Selat Rote dan Laut Timor 3-3,5 meter.
Sedangkan, kecepatan angin di laut berkisar antara 25-45 kilometer per jam, sehingga berbahaya untuk pelayaran kapal-kapal kecil.
(B017)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012