Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan ditutup melemah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup turun 57 poin atau 0,39 persen ke posisi Rp14.825 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.768 per dolar AS.
"Dolar AS telah didukung oleh bantuan ganda dari sikap hawkish Bank Sentral AS, The Fed dan goyangan dalam ekonomi global," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Kendati begitu Ibrahim menilai tidak ada tanda-tanda bahwa salah satu dari kondisi ini sedang bersiap untuk pembalikan, sehingga kemungkinan menandakan dolar AS akan bergerak lebih jauh dan berdampak terhadap imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun menguat setelah penurunan tajam pada hari Kamis (16/6).
Adapun saat berita ini ditulis, indeks dolar AS menguat 0,74 persen ke level 104,39.
The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 persen pada Rabu (15/6) dan menetapkan jalur untuk kenaikan suku bunga yang jauh lebih curam. Bank sentral sekarang memperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 1,5 persen lagi menjadi sekitar 3,4 persen pada akhir tahun.
Menurut dia, angka tersebut jauh lebih curam daripada proyeksi Fed sebelumnya di bulan Maret ketika suku bunga bergerak ke sekitar 1,9 persen pada akhir tahun.
Ketua Fed Jerome Powell mengakui tangan Bank Sentral dipelintir menjadi kenaikan yang lebih besar dari yang diharapkan oleh data inflasi yang mengejutkan.
Otoritas Moneter AS saat ini mengharapkan untuk menempatkan alat kenaikan suku bunganya kembali ke dalam kotak alat kebijakan moneter ketika suku bunga acuan mencapai 3,5 persen hingga 4,5 persen.
Jika inflasi terus berjalan di atas delapan persen untuk sisa tahun ini, seperti yang diperkirakan beberapa pelaku pasar, maka Fed mungkin terpaksa menaikkan tingkat bunganya menjadi 4,5 persen hingga 5 persen.
Implikasinya, sambung Ibrahim, Bank sentral global proaktif dalam memperketat kebijakan moneter untuk menjinakkan inflasi yang melonjak, seperti Bank Sentral Jepang, Bank Nasional Swiss, dan Bank Sentral Inggris.
Dengan demikian, ia memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah dalam rentang Rp14.810 per dolar AS samai Rp14.880 per dolar AS pada pekan depan.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.824 per dolar AS. Sepanjang hari kurs Garuda bergerak di kisaran Rp14.759 per dolar AS hingga Rp14.839 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi Rp14.828 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.741 per dolar AS.
Baca juga: Yen jatuh 1,9 persen setelah BOJ pertahankan stimulus, franc naik lagi
Baca juga: Yuan terangkat 176 basis poin menjadi 6,6923 terhadap dolar AS
Baca juga: Franc Swiss melonjak usai kenaikan suku bunga mengejutkan
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022