PSR masih sangat dibutuhkan petani guna mengangkat perekonomian daerah yang bersumber dari sawit. Kami berharap harga TBS juga seimbang

Jakarta (ANTARA) - Pola kemitraan antara perusahaan dengan petani dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

Plasma Koordinator Asian Agri Wilayah Jambi Agung Wardana di Jakarta, Jumat mengatakan, pihaknya telah mencanangkan program kemitraan jangka panjang melalui Asian Agri 2030.

"Artinya pada 2030 itu dengan pilar utamanya kemitraan kita mencoba bagaimana caranya kesejahteraan petani dua kali lipat dari generasi pertama," katanya melalui keterangan tertulis.

Agung menyebutkan, secara umum ada tiga cara agar petani baik petani plasma maupun swadaya dapat bermitra dengan yakni, petani memiliki kelembagaan yang berbadan hukum, seperti KUD dan asosiasi.

Kemudian jarak kebun petani maksimal 60 kilometer dari wilayah operasional perusahaan dan kebun petani bukan berada di kawasan yang dilindungi.

Sejak lebih 35 tahun, lanjutnya dalam Webinar "Dampak Positif Program PSR, Sarpras dan Pengembangan SDM Bagi Petani Sawit" seri 6, pihaknya telah mendampingi petani untuk meningkatkan kesejahteraan dari segi perkebunan dan perusahaan berkomitmen membantu petani.

Selain itu melakukan pelatihan teknis dan standar operasional kebun serta pelatihan non teknis. Salah satunya pelatihan teknis kebun seperti panen, pupuk, pengendalian gulma dan PHT (hama penyakit).

Selanjutnya pelatihan dan pendampingan kelembagaan KUD dan kelompok tani, juga mengadakan studi banding KUD, Kelompok Tani, petani replanting ke kebun plasma dan inti.

Terkait produktivitas perkebunan petani mitra setelah mengikuti pelatihan, Agung mengatakan, pada tahun pertama dari potensi produksi mencapai 15 ton per hektar dari standar bibit Topaz 18 ton/Ha. Sedangkan salah satu KUD yang dibina mampu menghasilkan hingga 22,9 ton/Ha pada tahun pertama.

Sementara itu Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rambutan Desa Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Syukron Makmun, mengatakan pada 2020 mendapat PSR seluas 142 Ha yang sudah selesai dan tahap ketiga juga mendapat alokasi seluas 118 Ha.

Melalui Program PSR, menurut dia, petani terbantu dengan adanya dana dari pemerintah sehingga petani tidak kesulitan melakukan peremajaan sawit.

"PSR masih sangat dibutuhkan petani guna mengangkat perekonomian daerah yang bersumber dari sawit. Kami berharap harga TBS juga seimbang," ujarnya.

Baca juga: Kementan upayakan perluas program peremajaan kelapa sawit
Baca juga: Kementerian Pertanian siap percepat realisasi peremajaan sawit rakyat
Baca juga: Aspekpir: Dana Hibah PSR ringankan beban petani

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022