Banda Aceh (ANTARA) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Banda Aceh menyatakan telah melaksanakan 41 operasi pencarian dan pertolongan di provinsi ujung barat Indonesia tersebut sepanjang Januari hingga Juni 2022.
Kepala Basarnas Banda Aceh Budiono di Banda Aceh, Kamis, mengatakan operasi SAR tersebut tidak hanya warga Indonesia, tetapi juga warga negara asing.
"Puluhan operasi SAR tersebut menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada Basarnas. Kepercayaan tersebut tidak hanya diberikan masyarakat dalam negeri, tetapi juga internasional," kata Budiono.
Baca juga: Basarnas: Awak kapal hilang dari Aceh ditemukan di perairan Malaysia
Ia mengatakan 41 operasi SAR tersebut di antaranya 17 kejadian kecelakaan pelayaran, 17 kondisi membahayakan manusia, lima bencana banjir, serta dua kejadian kecelakaan penanganan khusus.
Adapun 41 operasi SAR tersebut meliputi orang tenggelam 13 kejadian, orang hilang dan evakuasi korban masing-masing satu kejadian, serta penemuan mayat dua kejadian.
Kemudian kecelakaan pelayaran di antaranya kapal kandas, kapal terbakar, dan kapal terbalik, masing-masing satu kejadian. Orang hilang dari kapal lima kejadian, serta evakuasi medis anak buah kapal 6 kejadian.
Sedangkan bencana banjir yang ditangani lima kejadian serta kejadian penanganan khusus seperti kecelakaan lalu lintas sebanyak dua kejadian.
Baca juga: Nelayan hilang di laut Aceh Besar, Basarnas lakukan pencarian
"Adapun korban yang ditangani sebanyak 462 orang selamat, 17 orang dinyatakan meninggal dunia," kata Budiono.
Ia mengatakan Basarnas bekerja sesuai perintah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.
Tugas utama Basarnas adalah menyelenggarakan operasi pencarian dan penyelamatan, pertolongan, dan evakuasi pada kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia.
"Dan ini sebuah tugas yang penuh tantangan keseriusan dan tanggung jawab yang besar. Basarnas memiliki tugas dan tantangan yang semakin besar ke depan," katanya.
Baca juga: Tim SAR evakuasi warga negara China alami kecelakaan kerja di kapal
Ia mengatakan Basarnas dalam melakukan operasi tidak bekerja sendiri, tetapi didukung potensi SAR lainnya, seperti dari kepolisian, TNI, unsur pemerintah maupun masyarakat.
"Dukungan potensi SAR tersebut bisa menutupi celah keterbatasan dari aspek sumber daya manusia maupun lainnya, sehingga pelaksanaan operasi SAR berjalan maksimal," kata Budiono.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022