UI yang menyerahkan vaksin, Bio Farma memproduksi, nanti kami pemerintah yang beli"
Jakarta (ANTARA News) - Bio farma diperkirakan dapat memproduksi vaksin flu burung secara massal mulai 2013 setelah menambah fasilitas pabrik.
"Saat ini belum produksi karena Bio Farma butuh diperbesar kapasitasnya. Kalau uangnya keluar tahun ini, akhir 2013 baru jadi fasilitasnya, memang makan waktu lama," ujar Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih usai penandatanganan nota kerja sama sinergi penelitian dan pengembangan vaksin antara Kemkes dan Menristek di gedung Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu.
Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Somantri menyerahkan prototipe vaksin flu burung ke Bio Farma sebagai wujud kerjasama penelitian vaksin yang normalnya bisa mencapai 15 tahun.
Endang menyebut kerjasama itu sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap produksi vaksin nasional untuk menghilangkan ketergantungan kepada vaksin impor.
"UI yang menyerahkan vaksin, Bio Farma memproduksi, nanti kami pemerintah yang beli," kata Endang.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Iskandar mengungkapkan butuh jalan pintas untuk mempercepat riset.
"Langkah awal short cut melalui sinergi akademisi, bisnis dan pemerintah dilakukan Bio Farma dengan menyelenggarakan kembali Forum Riset Vaksin Nasional," ujarnya.
Dari forum itu, delapan konsorsium terbentuk untuk penelitian dan pengembangan vaksin yaitu vaksin dengue, malaria, AIDS/HIV, vaksin rotavirus, vaksin flu burung dan vaksin new TB.
Konsorsium riset vaksin flu burung telah menghasilkan prototipe vaksin melalui riset bersama tahun 2011 lalu.
"Riset ini didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Konsorsium akan dilanjutkan dengan penelitian dan pengembangan vaksin dan bahan baku obat yang lain diantaranya vaksin malaria, HIV, Rotavirus, Pnemuococcus dan adjuvant vaksin," kata Endang.(*)
A043/S004
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012