Kopenhagen (ANTARA) - Pemerintah, mitra kesehatan dan masyarakat umum perlu segera bertindak bersama untuk mencegah cacar monyet di kawasan Eropa, demikian disampaikan Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa Hans Kluge pada Rabu (15/6).
"Eropa masih menjadi pusat dari wabah yang meningkat ini, dengan 25 negara melaporkan lebih dari 1.500 kasus, atau 85 persen dari total jumlah kasus global," katanya, menekankan bahwa besarnya skala wabah itu menimbulkan risiko nyata.
"Semakin lama virus beredar, semakin jauh penyebarannya dan semakin kuat pijakan penyakit ini di negara-negara nonendemik."
Menurut Kluge, cacar monyet telah menjadi endemik di beberapa bagian Afrika barat dan tengah selama beberapa dekade dan diabaikan oleh seluruh dunia.
"Kita telah kembali melihat bagaimana tantangan di satu bagian dunia dapat dengan mudah dan cepat menjadi tantangan bagi kita semua dan bagaimana kita semua harus bekerja sama untuk memastikan respons terkoordinasi yang adil bagi semua orang."
Lebih lanjut, Kluge mengecam langkah apa pun di masa mendatang dari negara-negara Barat untuk menimbun vaksin cacar monyet yang saat ini terbatas pasokannya, menyebutnya "pendekatan egois" yang hanya akan menimbulkan konsekuensi global negatif dan bertanya apakah dunia telah "benar-benar memetik pelajaran" dari COVID-19.
Kluge juga menekankan pentingnya mengidentifikasi dan mendukung kontak dekat dalam kasus-kasus ini, serta memantau diri sendiri selama 21 hari untuk melihat tanda-tanda awal cacar monyet, misalnya demam.
"Begitu teridentifikasi, pasien suspek ataupun terkonfirmasi cacar monyet harus diisolasi sampai gejalanya benar-benar sembuh, dengan menerapkan langkah pengendalian infeksi yang diperlukan serta memberi dukungan yang mereka butuhkan hingga mereka sembuh," katanya.
Terlepas dari fakta bahwa mayoritas pasien yang dilaporkan di Eropa adalah pria yang melakukan hubungan seks dengan sesama jenis, Kluge menekankan bahwa virus cacar monyet tidak terkait dengan kelompok tertentu.
"Stigmatisasi terhadap populasi tertentu akan mengganggu respons kesehatan masyarakat seperti yang telah kita lihat berulang kali dalam konteks yang beragam seperti HIV/AIDS, TBC, dan COVID-19."
Kerja sama, kemampuan untuk menghasilkan dan berbagi pengetahuan krusial lintas perbatasan, komunitas dan kelompok populasi tetap menjadi "sarana terbaik kita" untuk memerangi virus cacar monyet, katanya, menyerukan kolaborasi regional yang "tulus dan tidak egois".
WHO pada Selasa (14/6) mengatakan bahwa pekan depan organisasi tersebut akan mengadakan pertemuan Komite Darurat untuk memberikan rekomendasi apakah penyebaran cacar monyet saat ini di negara-negara nonendemik merupakan situasi darurat kesehatan masyarakat internasional.
Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022