"Untuk saat ini, baru Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang memiliki pojok statistik dan sudah ada perguruan tinggi lain yang menyatakan minatnya," kata Koordinator Tim Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) BPS Jateng Bob Setiabudi ditemui usai sosialisasi sensus penduduk 2020 lanjutan di lantai IV gedung Setda Kudus, Kamis.
Baca juga: BPS: 2,9 juta pekerja di Jateng terdampak pandemi
Ia mengungkapkan sejumlah perguruan tinggi yang tertarik menghadirkan pojok statistik di kampus, seperti Unimus Semarang, Undip, dan Universitas Negeri Semarang.
Bahkan, imbuh dia, UNS juga ingin mengembangkan kerja sama tersebut, termasuk terlibat dalam pembentukan desa cinta statistik di Kabupaten Boyolali dan Karanganyar.
"Mahasiswa tentu akan mendapatkan manfaat, karena bisa mempraktikkan ilmu statistik yang diperoleh di kampus, sehingga hal ini menjadi cita-cita setiap institusi pendidikan," ujarnya.
Hadirnya pojok statistik di kampus semakin mendekatkan BPS pada dunia pendidikan. Nantinya, mahasiswa juga akan dilibatkan dalam kegiatan BPS, terutama pelayanan atas program yang dihasilkan.
Baca juga: Perekonomian Jateng di semester II 2021 tumbuh 5,66 persen
Baca juga: Desa Terban Kudus dicanangkan sebagai Desa Cinta Statistik
Selama ini, katanya, mahasiswa yang hendak menyusun skripsi maupun tesis harus datang ke kantor BPS, karena membutuhkan data statistik.
Tujuan lain dengan hadirnya pojok statistik, untuk meningkatkan literasi statistik di kalangan sivitas akademika. Pojok statistik merupakan terobosan dari BPS untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, karena sivitas akademika maupun masyarakat bisa memperoleh layanan dan konsultasi statistik dari petugas BPS.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022