Pelemahan rupiah dipicu pelaku pasar yang mencermati arah suku bunga AS ke depan
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore masih melemah seiring pelaku pasar yang berspekulasi bank sentral AS The Federal Reserve akan kembali menaikkan suku bunga.

Rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.768 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.745 per dolar AS.

"Pelemahan rupiah dipicu pelaku pasar yang mencermati arah suku bunga AS ke depan," kata ekonom senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut Rully, kondisi saat ini masih diliputi oleh spekulasi akan kembali naiknya suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate sebesar 75 basis poin pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Juli mendatang.

"Saat ini tidak hanya rupiah yang mengalami depresiasi, tapi juga mata uang global lainnya. Terlihat dari indeks dolar AS yang juga kembali menguat," ujar Rully.

The Federal Reserve baru saja menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam langkah bersejarah untuk memerangi inflasi serta memproyeksikan ekonomi yang melambat dan meningkatnya pengangguran pada bulan-bulan mendatang.

Kenaikan suku bunga tersebut adalah yang terbesar yang dibuat oleh bank sentral AS sejak 1994, dan disampaikan setelah data terbaru menunjukkan sedikit kemajuan dalam pertempuran melawan inflasi.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.741 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.718 per dolar AS hingga Rp14.770 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.741 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.746 per dolar AS.

Baca juga: Bank sentral AS naikkan suku bunga 75 bps di tengah kejutan inflasi

Baca juga: Rupiah menguat, usai bank sentral AS umumkan kenaikan suku bunga

Baca juga: Rupiah masih melemah jelang pengumuman hasil rapat The Fed

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022