Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis sore turun, namun koreksi harga yang terjadi agak berkurang dibanding sebelumnya hanya 15 poin menjadi Rp11.325/11.335 per dolar AS dibanding sebelumnya Rp11.305/11.330. Hal ini terjadi, setelah Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar dan mengamati kegiatan perdagangan valuta asing terutama bank-bank asing yang bermain valas, kata Analis Valuta asing PT Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Kamis. Rully Nova mengatakan, kegiatan pasar pada sore hampir tidak berubah dibanding pagi, karena pelaku pasar masih fokus terhadap paket stimulus yang dicanangkan pemerintah sebesar Rp71,5 triliun untuk memicu ekonomi nasional tumbuh lebih baik. Pemerintah meningkatkan dana paket stimulus sebesar Rp10,2 triliun menjadi Rp71,5 triliun untuk mendorong sektor riil agar besarnya tekanan krisis keuangan global bisa berkurang, ucapnya. Ia mengatakan, faktor utama pemerintah menaikkan dana paket stimulus itu agar daya beli masyarakat tetap tumbuh, dan bisa mengurangi tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun pelaku pasar masih khawatir dengan paket stimulus itu, karena krisis keuangan global cenderung semakin berat, apalagi kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2009 mengalami penurunan, katanya. Ditanya mengenai masuk BI ke pasar, ia mengatakan, BI khawatir rupiah akan terus terpuruk apabila tidak dibantu dengan melakukan pengawasan terhadap bank asing yang bermain valas. Pasar terlihat akan bergejolak, namun masuknya BI dengan melepas cadangannya, maka kegiatan perdagangan kembali membaik, katanya. Rupiah, menurut dia cenderung tertekan pasar, akibat seret arus pasok dolar ke pasar, setelah investor asing membawa pulang mata uang asing itu. Pelaku asing lebih suka membawa dolar untuk ditempatkan di negaranya Amerika Serikat misalnya yang membutuhkan dana baru untuk membantu pertumbuhan ekonominya dan menekan krisis keuangan global yang kian berat, ucapnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009