Ekspor turun 2,7 persen dibanding tahun sebelumnya karena menurunnya ekspor mobil, semikonduktor dan komponen elektronik lainnya. Sementara impor naik 12 persen karena minyak mentah, gas alam cair (LNG) dan juga jenis-jenis lainnya meningkat.
Tokyo (ANTARA News/AFP) - Jepang mengumumkan defisit perdagangan tahunan pertamanya untuk lebih dari 30 tahun pada Rabu setelah gempa dahsyat yang diiringi gelombang tsunami serta penguatan yen telah memukul ekspor negara itu untuk 2011.

Selain itu juga dikarenakan tingginya biaya bahan bakar yang telah mendorong pengeluaran untuk impor bahan bakar tersebut melambung.

Defisit tahun kalender pertama dalam barang-barang sejak 1960 mencapai 2,49 triliun yen (32 miliar dolar), kementerian keuangan mengatakan.

"Ekspor turun 2,7 persen dibanding tahun sebelumnya karena menurunnya ekspor mobil, semikonduktor dan komponen elektronik lainnya," kata kementerian tersebut dalam laporannya.

Sementara impor naik 12 persen karena minyak mentah, gas alam cair (LNG) dan juga jenis-jenis lainnya meningkat.

Impor minyak mentah Jepang naik 21,3 persen dalam nilai, LNG naik 37,5 persen dan produk-produk petrokimia naik 39,5 persen, sementara ekspor mobil turun 10,6 persen, dengan ekspor suku cadang elektronik juga turun 14,2 persen.

Secara keseluruhan, impor selama 2011 mencapai 68,05 triliun yen sementara ekspornya tercatat 65,55 trilin yen.

Defisit dengan China, mitra dagang terbesar Jepang, naik lebih dari lima kali lipat pada 2010.

Jepang mencatat surplus perdagangan dengan Uni Eropa , tetapi pada 2010 turun 31,3 persen . Untuk Desember saja defisit pada posisi 205 miliar yen , defisit bulanan ke tiga berturut-turut , dengan ekspor turun 8 persen dibanding setahun lalu menjadi 5,62 triliun yen dan impor naik 8,1 persen menjadi 5,83 triliun yen.

Itu merupakan kenaikan impor bulanan berturut-turut ke-24 dan angka bulanan itu lebih buruk dari pada prediksi para ekonom.

Sebuah survei ekonom oleh Dow Jones Newswires dan harian bisnis Nikkei menunjukkan prediksi mereka defisit Desember 150,5 miliar yen.

(S004)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012