Ditunjang mesin berkapasitas produksi 280 ribu biji/jam, industri berbasis pengolahan surimi itu optimistis produksinya mampu memenuhi permintaan lokal maupun ekspor.
General Manager PT GSII Bantaeng, Rilman Abdullah di Bantaeng, Sulsel, Selasa, mengatakan, bakso sehat tersebut mulai diproduksi Januari 2012.
Produksi tersebut dimaksudkan untuk menjawab permintaan sejumlah negara seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Di negara tersebut, bakso sehat ini dijual di super market serta memenuhi kebutuhan restoran.
Dengan kapasitas produksi yang cukup besar, Rilman optimistis perusahaan yang berpangkalan di Kecamatan Pa`jukukang Bantaeng itu mampu memenuhi permintaan lokal.
Menurut dia, masyarakat Sulsel atau Indonesia pada umumnya akan tertarik mengkonsumsi jenis bakso sehat sebab bahan bakunya dari ikan, talas dan tapioka.
Unsur ikannya bahkan mencapai 65 persen, terang Rilman seraya mengatakan, produksi besar-besaran akan dimulai bulan depan (Februari).
Setelah memproduksi bakso, PT Global Seafood International Indonesia juga akan memproduksi stik berbahan baku yang sama.
"Kami tinggal menunggu cetakannya sebab mesin yang digunakan juga sama dengan mesin yang digunakan memproduksi bakso sehat," urainya.
Selain memenuhi kebutuhan pasar bakso, perusahaan Australia juga meminati ikan tuna dalam bentuk filet.
Perusahaan tersebut meminta dua kontainer/bulan untuk kebutuhan pasar Negeri Kanguru tersebut. Karena itu, GSII membentuk agen di berbagai provinsi penghasil ikan tuna seperti Ambon (Maluku), Manado (Sulut), Wakatobi (Sultra) dan Kabupaten Sinjai (Sulsel).
Kapan permintaan ekspor ke Australia tersebut dipenuhi, Rilman belum bisa memastikan. "Dalam waktu dekat sebab sejumlah agen sudah kita bentuk," ucapnya. (DF/F003)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012