Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2022.

"Data hasil SDKI akan digunakan Bappenas untuk menyusun indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, dan Sustainable Development Goals (tujuan pembangunan berkelanjutan) terkait kependudukan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam peluncuran Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2022 di Jakarta, Kamis.

Data SDKI penting, karena digunakan untuk penyusunan kebijakan, program kependudukan dan kesehatan. SDKI biasanya dilakukan oleh BPS dan BKKBN. SDKI 2022 merupakan survei demografi dan kesehatan ke-9 sejak pertama kali dilakukan pada 1987.

Baca juga: Survei: Banyak anak muda tak sadar jadi bagian dari bonus demografi

Dengan keterlibatan pertama kali dalam pelaksanaan SDKI 2022, BRIN akan menggunakan inovasi survei, yakni Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI) menggantikan Paper Assisted Personal Interviewing (PAPI) yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan survei.

Uji coba SDKI 2022 direncanakan pada 4 Juli-4 Agustus 2022 di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Kerja sama pelaksanaan uji coba survei di tiga lokasi dilaksanakan bersama tiga perguruan tinggi, yakni Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Padjadjaran dan Universitas Diponegoro.

Pada September 2022, akan dilaksanakan pelatihan petugas lapangan untuk mendukung pelaksanaan SDKI 2022 di 34 provinsi.

Tahapan pengumpulan data SDKI 2022 akan dilakukan pada Oktober-Desember 2022, dan pada akhir Desember 2022 akan disusun Laporan Pelaksanaan SDKI 2022.

Sementara tahapan pengolahan, analisis data sampai dengan penulisan Laporan SDKI 2022 akan dilakukan pada 2023 bersama dengan periset BRIN dan akademisi perguruan tinggi.

BRIN akan melibatkan mahasiswa dan akademisi dari perguruan tinggi pada 34 provinsi untuk menjadi petugas pewawancara.

Periset BRIN juga akan terlibat sebagai koordinator lapangan dan tim analisis untuk menemukan dan mengenali kondisi demografi dan kesehatan di masyarakat serta menghasilkan analisis yang mendalam dan komprehensif.

"Kehadiran mahasiswa dan akademisi diharapkan dapat meningkatkan kualitas data kependudukan dan kesehatan Indonesia," tutur Handoko.

Baca juga: Indonesia komitmen G20 hasilkan pencapaian pada kesehatan global

Baca juga: HWG dorong sistem kesehatan global yang tangguh

Deputi Bidang Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN, Boediastoeti Ontowirjo mengatakan pengumpulan data SDKI 2022 dilaksanakan pada 34 provinsi, dengan sampel sebanyak 2.080 blok sensus.

Blok sensus tersebut mencakup daerah perkotaan dan perdesaan dengan target responden yang terdiri atas wanita usia subur, pria kawin, dan remaja pria.

Kerangka sampel SDKI 2022 menggunakan Master Sampel Blok Sensus dari hasil Sensus Penduduk Long Form 2020.

Boediastoeti menuturkan melalui jaringan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, pihaknya telah mempersiapkan 1.512 mahasiswa dan akademisi. "Mereka berasal dari 34 perguruan tinggi terpilih pada 34 provinsi yang akan menjadi petugas pewawancara SDKI 2022," ujarnya.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022