Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore bergerak melemah 60 poin seiring dengan pelaku pasar yang kembali khawatir atas penanganan krisis di Eropa belum ada kabar positif.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Selasa sore bergerak melemah 60 poin ke posisi 9.000 per dolar AS dibanding sebelumnya 8.940.

Pengamat valas Reza Priyambada mengatakan, melemahnya nilai tukar dalam negeri terhadap dolar AS dipicu kembali khawatirnya pelaku pasar terhadap peanganan krisis utang di Eropa.

"Pelaku pasar melihat kondisi Eropa belum pasti sehingga mereka cenderung kembali menempatkan asetnya dalam bentuk dolar AS," ujar dia.

Ia menambahkan, belum jelasnya hasil pertemuan pemerintah Yunani terhadap kreditur membuat investor pasar uang cemas sehingga mendorong pelaku pasar uang kembali masuk ke dolar AS.

"Pemerintah Yunani belum mengeluarkan `statement` pasti, seraya menunggu pelaku pasar kembali masuk ke dalam dolar AS," kata dia.

Ia mengatakan, naiknya peringkat Indonesia oleh Moody`s pada pekan lalu belum dapat membuat rupiah kembali berada pada area positif.

Analis pasar uang Monex Investindo Futures, Johanes Ginting menambahkan, kembali melemahnya mata uang rupiah lebih disebabkan oleh ketidakpastian prospek Yunani serta negara kawasan Eropa yang terlilit hutang.

"Masih tidak jelas apa yang akan terjadi dengan restrukturisasi hutang negara Eropa, salah satunya Yunani," kata dia.

Ia menambahkan, pelaku pasar juga masih menantikan keputusan menteri keuangan Uni Eropa mengenai syarat restrukturisasi hutang Yunani untuk mendapatkan paket bailout kedua.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Selasa (24/1) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah ke posisi Rp8.985 dibanding sebelumnya di posisi Rp8.955.

(KR-ZMF/E008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012